Humanisme Nabi: Studi atas Dimensi Kemanusiaan Nabi Muhammad saw. dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī,  Izza Farhatin Ilmi Raih Gelar Magister ke-2729
Humanisme Nabi: Studi atas Dimensi Kemanusiaan Nabi Muhammad saw. dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Izza Farhatin Ilmi Raih Gelar Magister ke-2729

Ruang Teater SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH:  Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah menggelar ujian tesis ke-2729 di Ruang Teater Sekolah Pascasarjana  pada Jumat, 30 Agustus 2024 dengan kandidat Izza Farhatin Ilmi.

Izza Farhatin Ilmi merupakan mahasiswa program magister Pengkajian Islam dengan konsentrasi Hadis dan Tradisi Kenabian.  Izza Farhatin Ilmi menulis tesis berjudul “Humanisme Nabi: Studi atas Dimensi Kemanusiaan Nabi Muhammad saw. dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī”.

Penelitian Izza mendukung terhadap pandangan Muhammad Yusuf tahun 2018 yang berpandangan bahwa Nabi saw, memiliki dimensi humanisme dalam sabda dan perilakunya bahkan dalam kondisi perang sekalipun.

Izza penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi humanisme Nabi saw. salah satunya tergambar dalam kondisi ketika Nabi saw. menghadapi konflik, khususnya ketika menghadapi perang. Sebagai pimpinan perang, Nabi saw. tampil sebagai pemimpin yang relatif humanis, manuver politiknya cenderung elegan dan menyimpan kebijakan serta kecerdasan tanpa mengesampingkan kemanusiaan. Dalam kondisi konflik sekalipun, Nabi saw. hadir sebagai pemimpin yang visioner, keputusan politiknya tidak hanya menjangkau kepentingan sesaat melainkan juga menjangkau kepentingan jangka panjang serta didasarkan pada aspek nilai-nilai humanisme.

Melalui penelitiannya, Izza berpendapat bahwa Dimensi humanisme Nabi saw. dalam Şahih al-Bukhari khususnya dalam Kitab al-Jihad wa al-Siyar dan Kitab al-Maghazi terlihat dari beberapa tindakan, di antaranya adalah, pertama keputusan Nabi saw. dalam mengirimkan delegasi dari pihak muslimin untuk menghadap para tokoh Quraisy untuk menyampaikan maksud kedatangan Nabi saw. ke Makkah beserta para rombongan serta mengirim delegasi ke daerah sekitar Madinah untuk menjalin relasi dengan wilayah sekitar Madinah.

Kedua, sikap Nabi saw. yang melarang untuk menjadikan perempuan dan anak sebagai objek perang. Keputusan Nabi saw. ini sejalan dengan nilai humanisme yang disampaikan oleh Marcel A. Boisard dalam L'Humanisme de L'Islam yaitu humanisme memiliki prinsip untuk memberi penghormatan kepada perempuan dan memberikan hak-hak yang sama kepada manusia. Selain itu, Nabi saw, juga memberi ruang kepada para sahabat perempuan untuk terlibat aktif dalam memberi kontribusi saat masa perang berlangsung. Artinya, Nabi saw. tidak memberi batasan kepada siapapun yang memiliki kapabilitas untuk turut serta aktif di ruang publik, baik laki- laki maupun perempuan.

Ketiga, sikap Nabi saw. dalam memperlakukan tawanan perang dengan pelayanan yang relatif baik dan memberi ruang untuk menerima kebebasan bagi tawanan perang. Sikap Nabi saw. ini sejalan dengan salah satu nilai humanisme yaitu menghendaki adanya kemerdekaan bagi siapa-pun serta memberi hak-hak dasar kepada siapapun termasuk kepada musuhnya.

Izza Farhatin Ilmi berhasil mempertahankan tesisnya di hadapan para penguji yang terdiri dari Penguji Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA; Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag; Dr. Imam Sujoko, MA; Prof. Jajang Jahroni, MA, Ph.D; Dr. Ala’i Nadjib, MA.

Setelah memperhatikan penulisan tesis, komentar tim penguji dan jawaban kandidat, tim penguji menetapkan bahwa Izza Farhatin Ilmi dinyatakan lulus dalam ujian tesis dengan predikat sangat memuaskan dan ditetapkan sebagai magister ke-2729 dalam bidang pengkajian Islam pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Arman/Hafidhoh/JA)