Promosi Doktor Jamil Abdul Aziz, Integrasi Agama dan Sains pada Madrasah dan Sekolah
Promosi Doktor Jamil Abdul Aziz, Integrasi Agama dan Sains pada Madrasah dan Sekolah

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (SPs UIN Jakarta) menggelar ujian promosi doktor ke-1556 di ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA pada Jum’at, 19 Juli 2024

Sains dan agama adalah dua elemen yang dapat saling melengkapi, mengisi, serta memperkuat satu sama lain. Keduanya dapat menawarkan pandangan yang harmonis, holistik, dan komprehensif di dunia pendidikan. Seperti untuk peserta didik dengan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman secara teoritis maupun praktis.

Integrasi ini dipahami sebagai penerapan nilai-nilai dalam proses pembelajaran (efektif-psikomotorik) pada tingkat sekolah menengah atas. Penerapan tersebut telah dilakukan di MAN Insan Cendekia (IC) dan SMA Insan Cendekia Madani (ICM) Tangerang Selatan yang menjadikan agama dijadikan sebagai sumber nilai dalam pemanfaatan sains. Selanjutnya akan  menjadikan tujuan sains dapat selaras dengan tujuan agama, yaitu memperkuat kerangka tauhid.

Gagasan tersebut merupakan disertasi Jamil Abdul Aziz yang dipaparkan pada sidang promosi doktor, Program Studi Doktor Pengkajian Islam, konsentrasi Pendidikan Islam di Sekolah Pascasarjana, 

Disertasinya berjudul “Integrasi Sains dan Agama di Madrasah dan Sekolah: Studi Kasus di MAN Insan Cendekia dan SMA Insan Cendekia Madani Tangerang Selatan,” 

Jamil menjelaskan “Integrasi antara sains dan agama akan saling mendukung dan beriringan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu penguatan ketauhidan. Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa sains dan agama adalah dua aspek yang saling melengkapi, mengisi, dan memperkuat satu sama lain.”

Tidak sampai disitu, bentuk integrasi di MAN Insan Cendekia (IC) dilakukan dengan tiga metode: pertama, islamisasi materi sains; kedua, islamisasi peserta didik; dan ketiga, islamisasi lingkungan atau budaya sekolah. 

Sementara itu, di SMA Insan Cendekia Madani (ICM), selain menerapkan ketiga metode tersebut, mereka juga melakukan islamisasi terhadap pendidik. Langkah ini diambil karena SMA ICM berasal dari latar belakang pendidikan umum, untuk memastikan bahwa para pendidik juga memiliki pemahaman dan komitmen terhadap integrasi nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran.

Hal ini mencerminkan sebuah pendekatan yang dinamis dan kontekstual, di mana pendidikan dapat memberikan pemahaman yang holistik kepada peserta didik, menggabungkan wawasan keilmuan dengan spiritualitas dan nilai-nilai moral.

Jika dilihat dari kerangka teori yang ada konsep integrasi di MAN IC dan SMA ICM lebih condong pada model islamisasi yang dikembangkan oleh al-Faruqi, al-Attas, dan Mulyadhi Kartanegara. Pada istilah yang dipakai oleh Ian G. Barbour dan John Haught, pendekatan ini disebut sebagai model Dialogis-Integratif-Conversation” lanjut Jamil.

Pada tataran praktiknya, implementasi integrasi sains dan agama di MAN IC dan SMA ICM menggunakan model shared dan sequenced. Model shared diterapkan dengan memasukkan unsur-unsur keagamaan pada mata pelajaran sains seperti Fisika dan Biologi. Sedangkan model sequenced diterapkan dengan menghubungkan berbagai disiplin ilmu dalam satu tema. Misalnya, konsep fiqih dibahas melalui perspektif disiplin sains.

Jamil menemukan bahwa integrasi sains dan agama di MAN IC dan SMA ICM menghasilkan tiga dampak utama:
Pertama, dampak terhadap lingkungan sekolah: Integrasi ini dapat memberikan efek positif pada lingkungan pendidikan, seperti memperkuat nilai-nilai moral dan spiritual di sekolah.

Kedua, dampak terhadap pendidik: Guru dapat merasakan peningkatan kemampuan dan pengetahuan, pengalaman mengajar yang lebih kaya, pemahaman yang lebih baik tentang nilai dan moral, serta meningkatnya kepuasan kerja.

Ketiga, dampak terhadap peserta didik: Siswa dapat mengalami penguatan nilai etika dan rohani, pemahaman yang lebih baik tentang dunia, sudut pandang yang lebih luas, serta peningkatan kemampuan berpikir kritis.

Integrasi sains dan agama tidak hanya mempengaruhi satu aspek tertentu, tetapi juga membawa dampak positif yang luas bagi berbagai pihak dalam lingkungan pendidikan. Secara keseluruhan, integrasi ini tampak memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat, menciptakan sebuah lingkungan pendidikan yang lebih holistik dan seimbang.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan kontribusi bagi lembaga pendidikan umum dan agama, sehingga mereka dapat menyelaraskan sains dan agama baik dari segi teoritis maupun aplikatif sehingga mampu melahirkan  saintis yang agamawan dan agamawan yang saintis.

Jamil Abdul Aziz berhasil mempertahankan disertasinya dibawah bimbingan para promotor yaitu Prof. Dr. Husni rahim, Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag., dan Prof. Dr. Muhammad Zuhdi, M.Ed, Ph.D. dan diuji di hadapan dewan penguji, Prof. Dr. Zulkifli, MA., sebagai ketua sidang,  Prof. Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si., Prof. Dr. Zulfiani, S.Si, M.Pd., dan Prof. Dr. Kadir, M.Pd. dan Dr. Maswani, M.A sebagai sekretaris sidang.
 
Setelah memperhatikan penulisan disertasi, komentar tim penguji dan jawaban promovendus, tim penguji menetapkan bahwa Jamil Abdul Aziz lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Jamil Abdul Aziz merupakan doktor ke-1556 dalam bidang Pengkajian Islam, konsentrasi Pendidikan Islam, pada program doktor Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Kombang Tua Siregar/Farkhan Fuady/JA)