Raabiul Akbar Teliti tentang Ortodoksi vs Heterodoksi: Ahlu al-Ḥadīth dan Peran Penguasa serta Implikasinya terhadap Rijāl Ḥadīth pada Peristiwa Miḥnah
Raabiul Akbar Teliti tentang Ortodoksi vs Heterodoksi: Ahlu al-Ḥadīth dan Peran Penguasa serta Implikasinya terhadap Rijāl Ḥadīth pada Peristiwa Miḥnah

Ruang Teater SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar ujian tesis ke-2727 di ruang Teater pada Jum’at, 30 Agustus 2024 dengan kandidat Raabiul Akbar.

Rabiul Akbar merupakan mahasiswa program magister Pengkajian Islam dengan konsentrasi Hadis dan Tradisi Kenabian. Ia menulis tesis berjudul “Ortodoksi vs Heterodoksi: Ahlu al-Ḥadīth dan Peran Penguasa serta Implikasinya terhadap Rijāl Ḥadīth Pada Peristiwa Miḥnah”.

Akbar memfokuskan penelitiannya pada dampak peristiwa Miḥnah terhadap ortodoksi dan heterodoksi dalam hadis serta peran penguasa dan pengaruh Mu'tazilah terhadap ulama hadis. Dalam penelitiannya terdapat empat temuan pokok. Pertama, transformasi konsep ortodoksi dan heterodoksi sebagai alat kontrol kekuasaan. Dalam hal ini Al-Ma’mūn memanfaatkan doktrin agama untuk memperkuat legitimasi politiknya sementara doktrin khalq al-Qur'an digunakan untuk menekan ulama dan memperkuat posisi politik Abbasiyah.

Kedua, konflik geopolitik dan genealogi teologis. Dalam konflik geopolitik, ulama Baghdad menghadapi tekanan langsung dari penguasa untuk menerima doktrin begitupun ulama di Khurasan yang menghadapi tekanan serupa untuk menjaga stabilitas politik. Sementara genealogi teologis muncul ketegangan antara ahli hadis dan ahli fikih dalam pendekatan hukum Islam. Ahli hadis mempertahankan ortodoksi meskipun menghadapi risiko besar sedangkan ahli fikih harus menavigasi antara prinsip keagamaan dan tuntutan politik.

Ketiga, kontestasi antargenerasi. Ulama generasi tua seperti Aḥmad ibn Ḥanbal menolak doktrin dengan keteguhan meskipun menghadapi penyiksaan. Ulama generasi muda lebih adaptif terhadap perubahan sehingga mereka mampu menghadapi tantangan besar untuk membuktikan kredibilitas mereka.

Keempat, peran penguasa dalam pandangan ortodoksi vs heterodoksi. Adanya pengaruh kekuasaan politik, Penguasa menggunakan doktrin khalq al-Qur'an untuk mengendalikan ulama dan menekan oposisi. Intervensi politik tersebut membentuk dan mengontrol struktur sosial dan keagamaan dalam masyarakat Islam.

Raabiul Akbar berhasil mempertahankan tesisnya di bawah bimbingan Dr. Fuad Jabali, MA dan Dr. Ahmad Fudhaili, M. Ag serta di hadapan para penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA, Dr. Fuad Jabali, MA, Dr. Ahmad Fudhaili, M. Ag, Prof. Jajang Jahroni, MA, Ph.D, dan Dr. Ala’i Nadjib, MA.

Setelah memperhatikan penulisan tesis, komentar tim penguji dan jawaban kandidat, tim penguji menetapkan bahwa Raabiul Akbar dinyatakan lulus dalam ujian tesis dengan predikat Sangat Memuaskan dan ditetapkan sebagai magister ke-2727 dalam bidang pengkajian Islam pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Aisyah/Hafidhoh/JA)