Teliti Pemahaman Hermeneutik Hadis Majelis Tafsir Al-Qur'an, Mokhamad Sukron raih gelar Doktor ke–1576
Teliti Pemahaman Hermeneutik Hadis Majelis Tafsir Al-Qur'an, Mokhamad Sukron raih gelar Doktor ke–1576

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Pengaruh budaya lokal dan Fiqh al-hadith terhadap pemahaman serta penerapan Fiqh al-hadith di Indonesia menjadi tema utama dalam disertasi Sukron. Ia mengeksplorasi konstruksi hermeneutik pemahaman hadis Majelis Tafsir Al-Qur'an (MTA).

Hal ini disampaikan Mokhammad Sukron pada sidang promosi doktor bidang Hadis dan Tradisi Kenabian, program studi Doktor Pengkajian Islam, Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (26/08/2024).

Dalam disertasi yang berjudul "Fiqh Al-Hadith dan Evaluasi Pemahaman Hermeneutika Hadis pada Organisasi Majelis Tafsir Al-Qur'an" Sukron mengamati pengalaman dan pengamalan fiqh al-hadith dalam ritus MTA. Dia melihat perbedaan dalam penyampaian ceramah keagamaan pada MTA dan majelis kajian yang lain. Kajian yang disampaikan pada MTA cenderung lebih sederhana dan mendasar.

Selain itu, Sukron juga menyampaikan persepsi terhadap MTA yang berkembang selama ini dianggap kurang tepat. Jika dilihat dari ajaran yang disampaikan dan pengalamannya selama mengikuti kajian MTA ini, dapat dilihat dari implementasi fiqh al-hadith MTA dengan menggunakan penjelasan lahiriah dari riwayat (bayan al-zahir min al-riwayat), pendekatan kontekstual, ijtihad dan takwil.

Jelasnya, bahwa konstruksi hermeneutika MTA dalam memahami hadis dapat dipetakan menjadi empat konstruksi, yakni lingkaran hermeneutik (hermeneutic circle), tradisi dan pra-pemahaman, dialog, dan keterbukaan serta fusi horizon (horizontverschmelzung).

Sukron menyatakan bahwa penelitian ini berkontribusi terhadap pemahaman mendalam tentang metode interpretasi hadis oleh MTA, yang menawarkan perspektif baru dalam studi keislaman. Sukron juga menegaskan bahwa penelitiannya ini mendukung penelitian sebelumnya tentang pendekatan unik MTA dalam memahami hadis serta mengkritisi beberapa pandangan yang menilai pendekatan MTA tidak konsisten atau kontroversial.

Hasil Penelitian ini, diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana hadis dapat dipahami dan diaplikasikan secara relevan dalam kehidupan modern. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan panduan bagi organisasi keagamaan lain dalam mengembangkan metode pemahaman dan interpretasi teks-teks keagamaan yang lebih komprehensif dan kontekstual serta dapat menjadi jembatan untuk dialog antar umat beragama.

Sukron berhasil mempertahankan disertasinya dalam ujian yang diadakan secara luring di bawah bimbingan Prof. Dr. Said Agil Husein Al Munawar, MA, dan Prof. Zaitunah Subhan, dan diuji di hadapan dewan penguji terdiri dari, Prof. Dr. Zulkifli, MA, Prof. Zaitunah Subhan, Prof. Dr. M. Suparta, MA, Prof. Dr. H. Abd. Rahman, MA dan Prof. Dr. Hamka Hasan, MA.

Mokhamad Sukron berhasil lulus dalam ujian promosi doktor dengan predikat Sangat Memuaskan dan ditetapkan sebagai doktor ke-1576 Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Randy Putra Alamsyah/Hafidhoh/JA)