Teliti tentang Implementasi Manajemen Pendidikan di Pesantren, Acep Nugraha Raih Gelar Doktor ke-1569
Teliti tentang Implementasi Manajemen Pendidikan di Pesantren, Acep Nugraha Raih Gelar Doktor ke-1569

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar ujian promosi Doktor ke-1569 di ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA, pada hari Selasa, 20 Agustus 2024 dengan promovendus Acep Nugraha.

Secara keseluruhan, implementasi manajemen yang efektif di pesantren memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan dampak positif dan berkelanjutan terhadap pengembangan masyarakat. Melalui penerapan strategi manajerial yang baik, pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang mendidik santri dalam aspek keagamaan, juga tetapi berperan aktif dalam menyelenggarakan program-program sosial yang berfokus pada kesejahteraan dan solidaritas sosial. Hal ini dapat memberikan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam disertasi yang berjudul “Implementasi Manajemen dalam Peningkatan Mutu Pendidikan: Studi Kasus pada Pondok Pesantren Tradisional, Campuran, dan Modern di Kabupaten Bogor Tahun 2019-2023”, Acep Nugraha mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kualitas manajemen yang diterapkan di pesantren dengan mutu pendidikan yang dihasilkan. Nugraha menegaskan bahwa semakin optimal penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam berbagai aspek operasional pesantren, mulai dari pengelolaan sumber daya manusia, administrasi, hingga kurikulum, maka semakin tinggi pula kualitas pendidikan yang dapat dicapai oleh pesantren tersebut.

Dalam penelitian ini, Nugraha memusatkan perhatian pada tiga tipologi pesantren yang berbeda, di mana masing-masing memiliki manajemen yang berbeda satu sama lain. Ketiga tipologi tersebut adalah pesantren tradisional, pesantren campuran, dan pesantren modern. Pesantren tradisional diwakili oleh Pesantren Nuruttaqwa Al-Hasanah di Cikampak, Ciampea Udik, Bogor. Pesantren campuran diwakili oleh Pesantren Nurul Hidayah di Sadeng, Leuwisadeng, Bogor. Sedangkan Pesantren modern diwakili oleh Pesantren Darul Muttaqien di Jabon Mekar, Parung, Bogor. Pemilihan pesantren-pesantren ini didasarkan pada kriteria senioritas pendirian, jumlah santri, dan luasnya pengaruh pesantren tersebut.

Nugraha menyimpulkan bahwa di antara ketiga pesantren tersebut, pesantren tradisional menerapkan fungsi dan elemen-elemen manajemen secara tidak tertulis, menggunakan pendekatan tradisional yang didasari oleh warisan budaya dan nilai-nilai agama, serta diperkuat oleh kepemimpinan Kiai. Pendekatan ini menjadikan pesantren tradisional sebagai lembaga pendidikan yang kokoh dan mampu melahirkan generasi yang mendalami ilmu agama secara mendalam.

Pada pesantren campuran, fungsi dan unsur-unsur manajemen tidak hanya diterapkan tetapi juga diselaraskan dengan nilai-nilai tradisional dan agama yang telah lama menjadi fondasi pendidikan pesantren. Selain itu, pesantren ini juga merespons kebutuhan pendidikan modern yang terus berkembang. Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, pesantren campuran berhasil menciptakan sebuah sistem pendidikan yang tidak hanya memelihara nilai-nilai warisan, tetapi juga fleksibel dan siap beradaptasi dengan berbagai tantangan yang muncul di era globalisasi.

Sedangkan pada pesantren modern, terjadi pengintegrasian yang lebih sistematis antara nilai-nilai pesantren dengan konsep manajemen mutu terpadu. Pendekatan ini memungkinkan implementasi manajemen yang lebih dinamis, dengan fokus pada efisiensi dan efektivitas dalam setiap aspek operasional pesantren. Selain itu, terdapat komitmen bersama dari seluruh komponen pesantren, mulai dari pimpinan hingga staf pengajar dan santri, untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan. Hasilnya, pesantren modern tidak hanya mampu mempertahankan identitas dan nilai-nilai keagamaan yang kuat, tetapi juga berhasil menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, memiliki kompetensi tinggi, dan relevan dengan tuntutan serta tantangan zaman.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pembaharuan kurikulum di pesantren dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar kerja serta perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Selain itu, disarankan untuk meningkatkan pelatihan bagi staf pengajar dan administrasi pesantren. Penelitian ini juga mengusulkan agar pesantren membangun kemitraan dengan universitas, lembaga pendidikan formal, dan perusahaan untuk bertukar pengetahuan, sumber daya, serta menciptakan peluang kerja bagi para santri.

Acep Nugraha berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Implementasi Manajemen dalam Peningkatan Mutu Pendidikan: Studi Kasus pada Pondok Pesantren Tradisional, Campuran dan Modern di Kabupaten Bogor Tahun 2019-2023” dalam ujian yang dilaksanakan secara luring di bawah bimbingan Prof. Dr. Husni Rahim dan Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri dari Prof. Zulkifli, MA, Prof. Dr. Husni Rahim, Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Prof. Dr. Murodi, MA, Prof. Dr. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag, dan Prof. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si, serta berhasil meraih predikat Sangat Memuaskan. (Kombang Siregar/Hafidhoh/JA)