Ujian Promosi Doktor Ummul Aiman: al-Wujuh wa al-Nazair dalam Tafsir al-Sha’rawi
Ujian Promosi Doktor Ummul Aiman: al-Wujuh wa al-Nazair dalam Tafsir al-Sha’rawi

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah menggelar ujian promosi doktor ke-1584 di ruang auditorium Prof. Dr. Suwito, MA, pada Rabu, 28 Agustus 2024 dengan promovenda Ummul Aiman.

Ummul Aiman merupakan mahasiswi program doktor Pengkajian Islam dengan konsentrasi Tafsir. Ummul Aiman menulis disertasi berjudul “al-Wujuh wa al-Nazair dalam Tafsir al-Sha’rawi: Kajian terhadap Lafaz al-Huda, Fitnah, dan Lafaz-Lafaz al-Nazair”.

Ummul Aiman mengkaji penafsiran Muhammad Mutawalli al-Sha’rawi terhadap lafaz-lafaz Al-Qur’an yang dikategorikan ke dalam al-wujuh wa al-nazair oleh para ulama. Dalam kajian bahasa Arab, al-wujuh disebut sebagai lafaz-lafaz yang memiliki beberapa makna (mushtarak). Dalam kajian al-wujuh wa al-nazair, lafaz-lafaz yang demikian disebut dhu al-wujuh, yaitu lafaz-lafaz yang memiliki variasi makna dalam ayat yang berbeda. Sedangkan al-nazair merupakan lafaz-lafaz yang memiliki satu makna walaupun lafaz tersebut terdapat dalam beberapa ayat al-Qur’an. 

Variasi makna ini, juga ditemukan dalam Tafsir al-Sha’rawi. Dan Ummul Aiman memilih lafaz al-huda dan al-fitnah sebagai objek dalam penelitiannya.  Makna dasar dari kata al-huda sendiri ialah al-dilalah ‘ala al-thariq al-khayr. Sementara al-fitnah ialah al-ibtila’ wa al-ikhtibar. 

Penelitian Ummul Aiman menemukan bahwa penafsiran al-Sha’rawi dalam memaknai lafaz al-Huda dan al-fitnah menampilkan wujuh makna yang berbeda sebagaimana yang dikemukakan oleh para ulama terdahulu. Meskipun al-Sha’rawi tidak menegaskan makna tersebut secara eksplisit sebagai dhu al-wujuh, namun keragaman makna dari lafaz ini dapat dipahami secara implisit memiliki dhu al-wujuh yang dipengaruhi oleh konteks ayat dan medan semantik masing-masing lafaz. Begitu pula untuk lafaz-lafaz al-nazhair, dalam penafsiran Sha’rawi menunjukkan pemaknaan yang sejalan dengan makna yang dijelaskan oleh para ulama sebelumnya.

Ummul Aiman berhasil mempertahankan disertasinya di bawah bimbingan Prof. Dr. Said Agil Munawwar, MA dan Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA di hadapan para penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Zulkifli, MA, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA, Prof. Dr. Didin Saepudin, MA, dan Prof. Dr. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. 

Setelah memperhatikan penulisan disertasi, komentar tim penguji dan jawaban promovenda, tim penguji menetapkan bahwa Ummul Aiman dinyatakan lulus dalam ujian promosi doktor dengan predikat Sangat Memuaskan dan ditetapkan sebagai doktor ke-1584 dalam bidang Pengkajian Islam pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Nurul Afifah/Hafidhoh/JA)