Ujian Tesis Muhamad Ikmal Wafa, Nasionalisme dan Kritik Politik Arab
Ujian Tesis Muhamad Ikmal Wafa, Nasionalisme dan Kritik Politik Arab

Ruang Teater SPs UIN Jakarta, BERITA SPs: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Tesis Magister Ke-2761 di Ruang Teater SPs UIN Jakarta, pada Kamis, 10 Juli 2025 dengan kandidat Muhamad Ikmal Wafa.

Muhamad Ikmal Wafa merupakan mahasiswa program studi Magister Pengkajian Islam konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab. Ikmal menulis tesis  berjudul "Nasionalisme dan Kritik Politik Arab (Studi terhadap Puisi Matá Yu’linūn Wafāt al-‘Arab Karya Nizār Qabbānī)"

Penelitian ini menawarkan perspektif baru mengenai makna nasionalisme Arab yang melampaui batasan geografis dan politik. Ikmal fokus menganalisis makna nasionalisme dan kritik politik Arab dalam puisi Nizar Qabbani yang kontroversial, "Matā Yuʿlinūna Wafāta al-ʿArab," yang ditulis pada tahun 1994. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan, dengan sumber utama berasal dari tulisan puisi dan prosa Nizar Qabbani berjudul al-Aʿmāl al-Nathriyyah al-Kāmilah dan al-Aʿmāl al-Shiʿriyyah al-Kāmilah, didukung oleh berbagai sumber sekunder lainnya.

Untuk mengungkap makna yang terkandung dalam puisi tersebut, Ikmal menggunakan dua pendekatan analisis sastra yang komprehensif: semiotika Michael Riffaterre dan sosiologi sastra Terry Eagleton. Kombinasi kedua pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk membongkar lapisan-lapisan makna yang kompleks dalam karya Nizar Qabbani.

Argumen utama tesis ini menegaskan bahwa nasionalisme Arab tidak dapat didefinisikan hanya sebatas entitas geografis atau batas politik yang berakar pada ideologi tertentu. Lebih dari itu, nasionalisme Arab juga mencakup pengalaman personal, memori kolektif, serta segala aspek sejarah dan budaya yang memiliki keterikatan emosional yang mendalam bagi bangsa Arab.

Penelitian ini secara tegas menolak gagasan nasionalisme Arab yang selama ini dikembangkan sebagai wacana retoris yang hanya mengagungkan kejayaan masa lalu tanpa disertai strategi konkret untuk menghadapi tantangan modern. Kekalahan bangsa Arab dalam Perang Enam Hari (Six Days War) tahun 1967 melawan Israel menjadi bukti nyata kegagalan nasionalisme semacam itu. Peristiwa ini, yang menjadi kekalahan terbesar bangsa Arab, memicu kemarahan dan kekecewaan mendalam serta berdampak signifikan terhadap geopolitik Arab.

Melalui puisinya yang vulgar, sarkastis, dan kaya akan simbolisme, Nizar Qabbani secara gamblang membongkar kebobrokan penguasa Arab yang otoriter, korup, dan manipulatif. Menurut Qabbani, para penguasa inilah yang menjadi penyebab utama kekalahan bangsa Arab atas Israel. Di sisi lain, Qabbani juga menawarkan konsep nasionalisme yang mengedepankan nilai-nilai humanis, reflektif, dan inklusif, yang memberikan ruang bagi kebebasan berekspresi.

Gagasan Nizar Qabbani tentang nasionalisme Arab ini menjadi sangat relevan dalam upaya membangkitkan kembali semangat persatuan dan solidaritas antar negara-negara Arab di tengah berbagai tantangan kontemporer.

Muhamad Ikmal Wafa berhasil mempertahankan tesisnya di bawah bimbingan Yeni Ratna Yuningsih, MA, Ph.D, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA, Yeni Ratna Yuningsih, MA, Ph.D, Dr. Cahya Buana, MA dan Dr. Rizqi Handayani, MA.

Setelah memperhatikan penulisan tesis, komentar tim penguji dan jawaban kandidat, tim penguji menetapkan bahwa Muhamad Ikmal Wafa lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Muhamad Ikmal Wafa merupakan magister ke-2761 dalam bidang Pengkajian Islam, pada program magister Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)