Afif Anshori, Alumni SPs Raih Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf
Gedung SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH – Satu lagi prestasi diraih lulusan Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta. Afif Anshori, doktor (S3) lulusan tahun 2004, berhasil menyandang gelar akademik Guru Besar (Gubes) dalam bidang Ilmu Tasawuf pada Fakultas Ushuluddin UIN Lampung.
“Bagi saya ini sebuah perjuangan panjang dalam karier akademik. Alhamdulillah, semua bisa diraih dengan baik,” ujar dia kepada BERITA SEKOLAH melalui WhatsApp, Jumat (29/7/2022).
Afif meraih Gubes berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 022573/B.II/3/2022 pada tanggal 20 Juli 2022. Ia memperoleh angka kredit sebesar 852,5 kumulatif dalam bidang Ilmu Tasawuf di Fakultas Ushuluddin UIN Lampung.
Dia mengaku proses menuju Gubes itu tidak mudah. Banyak syarat yang harus dipenuhi, sehingga butuh ketekunan dan waktu untuk mengurusnya. Sebab, jika tidak disertai kesabaran dan bersemangat mengurusnya, karier akademik bagi seorang dosen paling mentok di Lektor Kepala.
Namun, berkat ketekunannya, Afif berhasil melalui perjuangan panjang tersebut hingga kemudian meraih prestasi gelar tertinggi di bidang akademik.
Guru Besar Ilmu Tasawuf, menurut dia, terbilang masih langka di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN). Karena itu, ia berharap bahwa ilmu tersebut masih perlu banyak ditekuni oleh kalangan dosen di fakultas ushuluddin, sehingga banyak guru besar dalam bidang ilmu tersebut.
“Ilmu Tasawuf adalah ilmu tentang menata hati, rasa, pikiran, dan perbuatan, sehingga melahirkan ihsan (akhlak),” kata pengamal Tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah (TQN) itu.
Afif Anshori, atau yang bernama lengkap Muhammad Afif Anshori, lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 13 Maret 1960 dari pasangan Muhammad Ansor dan Siti Rochimah. Ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara.
Ia mulai kuliah dengan menempuh Sarjana Muda (BA) di Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Yogyakarta (1980-1983) dan Sarjana Lengkap (S1) di jurusan yang sama (1987-1990). Sementara S2 (Magister) ia selesaikan di IAIN Medan (1994-1996) setelah sebelumnya menjadi dosen di IAIN (sekarang UIN) Lampung pada 1989.
Setelah lima tahun “istirahat” belajar, pada 2001 Afif melanjutkan studi dengan mengambil S3 (Doktor) pada Konsentrasi Pemkiran Islam di SPs UIN Jakarta. Ia lulus tahun 2004 dengan judul disertasi Ajaran Tasawuf dalam Naskah Serat Syekh Siti Jenar.
Selain sehari-hari sebagai tenaga pengajar, ia juga aktif sebagai muballigh di Provinsi Lampung. Bahkan ia juga aktif di berbagai organisasi kepanduan dan kepemudaan, termasuk organisasi sosial kemasyarakatan (ormas).
Antara lain sebagai Andalan Cabang Gerakan Pramuka Kota Bandar Lampung, Andalan Daerah Gerakan Pramuka Provinsi Lampung, Anggota Korps Pelatih pada Pusat Pendidikan dan Latihan Kader Pramuka Nasional (Kapusdiklatnas), dan Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Kader Pramuka Kwartir Daerah (Kapusdiklatda) Lampung.
Sementara di organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan, ia di antaranya aktif sebagai Komandan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Koordinator Wilayah Lampung (1998-2003), Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Wilayah Lampung (1993-2003), Anggota Presidium Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Propinsi Lampung (1997-2002), Sekretaris Wilayah Rabithah al-Ma’ahid al-Islamiyah Provinsi Lampung (1998-2003), Katib Syuriyah Idarah Wustha Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah Propinsi Lampung (2006-2011), dan Direktur Eksekutif Ikatan Jaringan Kerja Sama (Ikrama) Pondok Pesantren se-Provinsi Lampung (2006-2010).
Di sela-sela aktivitasnya sebagai dosen dan organisasi, Afif juga cukup produktif menulis, baik dalam bentuk buku, artikel jurnal, maupun artikel populer di media massa lokal.
Beberapa bukunya yang sudah diterbitkan, antara lain, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa: Solusi Tasawuf Atas Problema Manusia Modern (Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2003), Tasawuf Falsafi Syaikh Hamzah Fansuri (Gelombang Pasang Yogyakarta, 2004), Sejarah Perkembangan Tasawuf dan Thariqah (Pusikamla Bandarlampung, 2009), dan Tasawuf Syaikh Siti Jenar dalam Kepustakaan Jawa (Ideal Yogyakarta, 2014).
Sementara dalam bentuk artikel jurnal dimuat di berbagai jurnal ilmiah, seperti Diskursus Pemikiran Islam: Sanggahan Nuruddin Al-Raniri terhadap Tasawuf Hamzah Fansuri (Jurnal Analisis Bandar Lampung ISSN: 1412-1034, 2004), Fragmen Babad Tanah Jawi (Jurnal Dewa Ruci Semarang, ISSN: 1412-9973, 2005), Pemikiran Politik Islam Modern: Wacana Perbandingan antara Tradisionalis dan Modernis (Jurnal Tapis Bandar Lampung. ISSN: 0219-4396, 2005), Kesultanan Yogyakarta dan Religiusitasnya (Jurnal Analisis Bandar Lampung, ISSN: 1412-1034 (2006), Pluralitas Agama Dalam Perspektif Islam (Jurnal al-Adyan Bandar Lampung. ISSN: 1907-1736, 2007), Al-Ghazali dan Ibn Rusyd: Antara Serangan terhadap Filosof dan Jawabannya (Jurnal Kalam Fak. Ushuluddin Bandar lampung, ISSN: 0853-9510 2007), Pemikiran Tasawuf Falsafi di Indonesia (Jurnal al-Adyan Bandar Lampung. ISSN: 1907-1736, 2007), Al-Dzikr dalam Kajian Hadits Maudhu’I (Jurnal al-Dzikra Bandar Lampung. ISSN: 1978 – 0893, 2007), Naskah Serat Syaikh Siti Jenar dalam Berbagai Versi (Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Kopertais Yogyakarta, 2010), Mencari Titik Temu Agama-agama di Ranah Esoterisme: Upaya Mengatasi Konflik Keagamaan (Jurnal Analisis, Volume XII, Nomor 2, Desember 2012), Kontestasi Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi di Nusantara (Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), Perempuan: Perspektif Filsafat, Tasawuf, dan Fiqih (Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 2015), Sufism and Its Significance in the Modern Life (Researchers World: Journal of Art, Science & Commerce, Vol. VII,Issue-4 (1), Oct. 2016), dan Contributon of Sufism to the Development of Moderate Islam in Nusantara (International Journal of Islamic Thought, Universitas Kebangsaan Malaysia, Scopus Index, June 2021)
Afif juga banyak menerima penghargaan, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS) maupun aktivitasnya di organisasi kepanduan (Gerakan Pramuka). Dari pemerintah, penghargaan yang diterima adalah Satyalencana Karya Satya 10 tahun (2005), Satyalencana Karya Satya 20 tahun (2013), dan Satyalencana Karya Satya 30 tahun (2021).
Sementara dari Kwartir Nasional Gerakan Parmuka penghagaan yang diterima berupa Satyalencana Pancawarsa Kelas III 15 tahun (2003), Satyalencana Pancawarsa Kelas IV 20 tahun (2008), Satyalencana Pancawarsa Kelas V 25 tahun (2012), Satyalencana Dharma Bhakti (2013), Satyalencana Melati (2014), dan Satyalencana Pancawarsa Kelas VI 30 tahun (2019). (ns)