Anastasya Rahmadina: Implementasi Nilai Budaya Lokal Siri’ Na Pacce sebagai Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri Palopo
Ruang 106 SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar ujian tesis ke-2730 di ruang 106 pada Jumat 30, Agustus 2024 dengan promovendus Anastasya Rahmadina.
Anastasya Rahmadina merupakan mahasiswa program studi magister pengkajian Islam konsentrasi Pendidikan Islam. Ia menulis tesis berjudul “Implementasi Nilai Budaya Lokal Siri’ Na Pacce Sebagai Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Negri Palopo”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi nilai budaya lokal siri’ na pacce dalam pengembangan Pendidikan Agama Islam di MAN Palopo. Siri’ na pacce adalah nilai budaya yang sangat menjunjung peri kemanusiaan, empati, dan kepedulian. Guna mengkaji hal tersebut, maka peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus melalui pendekatan pedagogis dan sosiologis.
Pada tesisnya, Anastasya Rahmadina berhasil menemukan implementasi nilai budaya siri' na pacce dalam pembelajaran PAI di MAN Palopo cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari karakter siswa yang meliputi sebagai berikut. Pertama, Pacce/empati dengan indikator merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan diri sendiri. Kedua, kasih sayang dengan indikator rasa sayang terhadap lingkungan. Ketiga, kebersamaan dengan indikator menunjukkan sikap senang bekerja sama dengan orang lain. Keempat, menghargai perbedaan, dengan indikator menghindari sikap meremehkan orang lain. Kelima, saling membantu dengan indikator berusaha membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi orang lain, menunjukkan kriteria baik yang ditunjukkan oleh perilaku siswa selama proses pembelajaran melalui hasil observasi pembelajaran yang menjadi bagian dari penilaian.
Selain itu, dalam tesisnya juga menemukan implementasi nilai budaya siri’ na pacce berdampak pada aspek-aspek seperti a) budaya siri' na pacce sebagai identitas siswa, b) kegiatan ekstrakurikuler, c) menghargai orang lain melalui budaya sipakatau, d) kegiatan keagamaan, e) keberagaman pada siswa MAN Palopo menjadi perekat bagi terciptanya dan terpeliharanya kerukunan. Hasil penelitian ini juga memperkuat pemikiran Verma dan Ashworth (Gurbachan Singh, Equality and Education, 2000) yang menunjukkan bahwa pembelajaran kearifan lokal melahirkan kesadaran empati (pacce) terhadap orang lain yang memiliki kepribadian dan identitas budaya yang berbeda. Pendapat Richard I. Arends, bahwa pembelajaran budaya lokal dapat meningkatkan tidak hanya aspek kognitif peserta didik terkait penguasaan substansi materi pendidikan agama Islam, tetapi juga aspek afektif seperti sikap, minat, konsep diri, pengembangan nilai, dan moral yang dibutuhkan dalam masyarakat yang majemuk.
Terakhir, Anastasya Rahmadina menemukan implikasi nilai budaya lokal siri na pecce di Madrasah Aliyah Negeri Palopo di antaranya sebagai berikut. Pertama, siri na pacce sebagai harga diri peserta didik. Kedua, menghargai sesama melalui budaya sipakkatau. Ketiga, kegiatan keagamaan.
Anastasya Rahmadina berhasil mempertahankan Tesisnya di bawah bimbingan dan penguji Hamdani, M.Ag, Ph.D, Dr. Suwendi, M.Ag, Dr. Erba Rozalina Yulianti, M.Ag, Dr. Muhammad Arif, S.Pd, M.Pd.
Setelah memperhatikan penulisan Tesis, komentar tim penguji dan jawaban kandidat, tim penguji menetapkan bahwa Anastasya Rahmadina lulus dengan predikat sangat memuaskan. Anastasya Rahmadina merupakan magister ke-2730 dalam bidang Pengkajian Islam, pada program magister Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Al Mudzill/Suwendi/JA)