Digital Literacy for Academic Success
Gedung Perpustakaan Riset Pascasarjana, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Riset SPs dan Klub Riset bildung sukses menyelenggarakan diskusi bertema “Literacy Digital for Academic Success”. Diskusi diselenggarakan pada Selasa, 25 Juni 2024 di gedung Perpustakaan Riset SPs UIN Jakarta.
Acara diselenggarakan untuk mengedukasi para akademisi mengenai pentingnya literasi digital di dunia akademik. Era digital saat ini manusia diharapkan mampu memanfaatkan dengan baik khususnya dalam dunia akademik baik pembelajaran maupun penelitian.
Pada diskusi ini, Nuryaman, S.Ptk yang merupakan seorang Pustakawan Ahli Pertama menyempatkan diri sebagai narasumber. Diskusi ini juga dihadiri mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.
Nuryaman, S.Ptk, memulai dengan menjelaskan perbedaan literasi informasi dan literasi digital. Ia mengatakan, “Literasi informasi lebih menekankan pada aspek kemampuan yang diperoleh seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan, bagaimana menemukan informasi tersebut, serta kemampuan untuk menggunakan informasi secara efektif. Literasi informasi melibatkan proses pencarian, evaluasi, dan pemanfaatan informasi yang relevan dan akurat untuk memenuhi kebutuhan tertentu.”
Ia melanjutkan, “Literasi digital lebih berfokus pada bagaimana menggunakan teknologi digital untuk menemukan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dengan keterampilan teknis yang memadai. Literasi digital mencakup pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan perangkat dan aplikasi digital, navigasi di internet, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif melalui berbagai platform digital.”
Dengan demikian, meskipun literasi informasi dan literasi digital saling terkait, keduanya memiliki fokus yang berbeda namun saling melengkapi. Literasi informasi memberikan dasar pengetahuan tentang cara mengelola informasi secara efektif, sementara literasi digital menambah dimensi teknis yang memungkinkan seseorang untuk mengakses dan memanfaatkan informasi tersebut dalam konteks digital yang terus berkembang. Kombinasi dari kedua literasi ini sangat penting untuk menghadapi tantangan di era informasi dan teknologi yang semakin kompleks.
“Perbedaan mendasar antara keduanya berfokus pada sumber, yang mana informasi diperoleh dari sumber yang tidak menentu sedangkan digital literasi diperoleh dari beberapa media, baik media cetak maupun dalam bentuk digital” ucap Nuryaman, S,ptk.
Di era digital saat ini, seseorang yang memiliki literasi digital yang tinggi tidak hanya mampu mencari informasi dengan mudah, tetapi juga dapat memanfaatkannya secara efektif tanpa kekhawatiran. Kemampuan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penggunaan teknologi untuk tujuan sehari-hari hingga pengembangan keterampilan akademik. Dan juga seseorang yang sudah terampil dalam dunia digital akan merasakan berbagai kemudahan, khususnya dalam meningkatkan kemampuan akademis mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan produktivitas mereka secara keseluruhan.
Nuryaman, S.Ptk menekankan antara para akademisi dalam era digital ini. Ia menuturkan, “Khalayak umum dalam mencari sesuatu di google menggunakan browsing, artinya coba-coba. Akademisi semestinya memakai istilah searching, dalam arti sudah mengetahui secara spesifik apa yang akan dicari dengan menggunakan keywords.” ucapnya.
Proses pematangan pengetahuan informasi digital, pengenalan data, informasi, dan pengetahuan secara mendasar merupakan elemen penting dalam penggunaan media digital. Informasi kemudian diintegrasikan dan digunakan secara luas baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia akademik, akan berkembang menjadi pengetahuan. (Kombang Tua Siregar/Farkhan Fuady/JA)