Fiki Khoirul Mala, Lulusan Pertama Mahasiswa Program Magister Lanjut Doktor di SPs UIN Jakarta
Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Program Magister Lanjut Doktor Kementerian Agama berhasil melahirkan lulusan pertama dari Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta. Mahasiswa atas nama Fiki Khoirul Mala program studi Doktor Pengkajian Islam konsentrasi Hadis dan Tradisi Kenabian berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan promotor dan penguji dalam ujian promosi doktor, Jumat (2/2/224) di Auditorium Prof. Dr. Suwito, M.A.
SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Promosi Doktor ke-1520. Ujian Promosi Doktor dipimpin oleh Prof. Dr. JM. Muslimin, M.A. dan diuji oleh Prof. Dr. Zaitunah Subhan; Prof. Kusmana, M.A., Ph.D; Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag; Prof. Dr. M. Atho Mudzhar, MSPD; Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A.; dan Prof. Dr. Hamka Hasan, M.A.
Promovendus atas nama Fiki Khoirul Mala merupakan mahasiswa penerima beasiswa Program Magister Lanjut Doktor (PMLD) dari Kementerian Agama. Fiki juga menjadi mahasiswa program PMLD pertama yang berhasil menuntaskan studi magister dan doktornya di SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Semoga dapat memacu lebih cepat (bagi teman-teman PMLD) untuk segera menuntaskan studi S3,” ucap Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A. yang juga sebagai salah satu penguji.
Fiki berhasil mempertahankan disertasi dengan judul: “Nilai-nilai Gender dalam Pensyarahan Hadis: Studi Kritis terhadap Kitab al-Mu’allim bi Fawā'id Muslim Karya al-Māzirī al-Mālikī (w. 536 H./1141 M.) dan al-Minhāj Sharḥ Ṣaḥīḥ Muslim ibn al-Ḥajjāj Karya al-Nawawī al-Shāfi’ī (w. 676 H./1277 M.)” dan memperoleh hasil Cum Laude.
Dalam disertasi ini, terdapat empat temuan penting. Pertama, syarah hadis akan berbeda berdasarkan pengaruh latar belakang penulisnya. Kedua, perbedaan syarah hadis menunjukkan bahwa syarah yang ditulis pada era klasik mungkin tidak relevan dengan masa kontemporer. Ketiga, dominasi seorang penulis syarah hadis akan selalu menentukan arah tafsir teks yang dihasilkan. Dan Keempat, dengan demikian nilai kebenaran bahwa Islam telah mendiskreditkan perempuan melalui interpretasi teks bersifat nisbi atau relatif.
Dalam proses ujian promosi, promovendus mendapat beberapa pertanyaan, kritik, dan saran dari para penguji. Diantaranya pertanyaan mengenai apakah jika budaya Arab akrab dengan kesetaraan gender mengakibatkan istinbath hadis yang berbeda? Dalam hal ini promovendus menjawab benar demikian. Latar belakang penulis kitab akan mempengaruhi hasil interpretasi terhadap hadis.
Penguji lain yang juga sebagai salah satu promotor, Prof. Dr. Zaitunah Subhan mengingatkan bahwa studi hadis tidak bisa dilakukan secara parsial atau leterlek, tetapi harus menyeluruh. Oleh karena itu, setelah disertasi ini selesai, masih harus dilanjutkan. Oleh sebab itu, Prof. Dr. Zaitunah Subhan mengkritik salah satu bagian disertasi Fiki yang menyatakan bahwa Islam mendukung pernikahan usia dini dan menyarankan untuk memperbaikinya.
Ahli Tafsir UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Kusmana, M.A., memberi saran agar tidak terpaku pada ketokohan, tetapi juga harus memperhatikan pendapat dan pemikirannya. Dalam kajian ini, seharusnya melakukan kajian kritis terhadap kedua kitab.
Terakhir, Prof. Dr. JM. Muslimin, M.A. yang juga bertindak sebagai ketua sidang memberi saran agar mempertimbangkan penggunaan teori dari dunia Muslim sebagai penyeimbang teori Barat yang sudah digunakan. “Mungkin akan lebih relevan dan proporsional,” ucap Prof. Dr. JM. Muslimin, M.A. kepada promovendus. Selain itu, penulisan abstrak juga harus diperhatikan, agar bisa “dibaca dunia”.(Hafidhoh Ma'rufah/RFA/J)