Intan Zakiyyah, Penggunaan Teknologi Digital dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Perspektif Total Quality Management
Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (SPs UIN Jakarta) menggelar ujian promosi doktor ke-1533 di ruang auditorium Prof. Dr. Suwito, MA pada Rabu, 21 Februari 2024.
Promovenda Intan Zakiyyah merupakan mahasiswa program doktor Pengkajian Islam konsentrasi Pendidikan Islam berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Penggunaan Teknologi Digital dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Perspektif Total Quality Management (Studi Kasus Islamic Development Network dan Bina Qur’ani) dengan predikat Cum Laude.
Ujian promosi doktor diketuai oleh Direktur SPs UIN Jakarta, Prof. Zulkifli, MA dan diuji oleh Prof. Dr. Husni Rahim; Prof. Dr. Abuddin Nata, MA; Suparto, M.Ed, Ph.D; Prof. Dr. Armani Arief, M.Ag; Prof. Dr. Fauzan, MA; dan Prof. Dr. Sarurin M.Ag.
Penelitian yang dilakukan oleh Intan Zakiyyah merupakan penelitian yang menganalisis penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) perspektif Total Quality Management (TQM).
Promovenda menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis teknologi digital dan TQM adalah dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran berbasis teknologi digital berfokus pada penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Sedangkan TQM berfokus pada peningkatan kualitas secara menyeluruh dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan.
Disertasi ini memiliki empat pokok temuan penting. Pertama, model penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran PAI berupa modul ajar digital dan Learning Management System, infrastruktur pembelajaran berbasis teknologi digital, adanya pelatihan guru terhadap teknologi digital dan pembelajaran, serta adanya pendampingan guru dan pembinaan adab siswa karena pembelajaran agama tidak hanya memerlukan transfer ilmu, tetapi butuh transfer kasih sayang dan didikan langsung dari guru agama/PAI sebagai role model.
Kedua, implementasi pembelajaran PAI berbasis teknologi digital dari perpektif TQM yakni dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip TQM pada pembelajaran PAI berbasis teknologi digital terdapat hasil bentuk peningkatan pembelajaran yang menarik dan berfokus pada siswa.
Peningkatan administrasi pembelajaran di Islamic Development Network (IDN) berupa rapor portofolio dan di BQ berupa aplikasi perkembangan siswa. Di IDN dalam memuaskan pelanggan internal yakni guru dan karyawan dengan memberikan benefit berupa menyediakan tempat tinggal, tunjangan makan, dan beasiswa pendidikan untuk keluarga guru dan staff serta adanya pelatihan dan sertifikasi peningkatan SDM. Adapun untuk pelanggan eksternal yakni wali siswa dengan adanya daily information kegiatan siswa, parenting session online dan onsite, dan presentasi rapor siswa oleh siswa kepada wali santri berbahasa Inggris.
Sementara di BIna Qurani (BQ) dalam memuaskan pelanggan guru/staff dan wali siswa, BQ menyediakan aplikasi terpadu yang dinamai dengan aplikasi BQ City.
Ketiga, implikasi penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran PAI menurut perspektif TQM adalah kepuasan pelanggan berupa peningkatkan skill guru dan siswa, siswa dan guru dapat bijak dalam menggunakan IT, serta memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran yang menarik dan mengatasi kesulitan belajar siswa. Adapun implikasi dalam perubahan budaya akademik tersebut adalah santri menjadi tadzim aktif, yakni santri dapat mengkonfirmasi penjelasan dari guru dan guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Keempat, adanya faktor pendukung dan penghambat penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran PAI perspektif TQM baik di IDN dan BQ. Faktor pendukung berupa best input baik guru dan siswanya, memiliki SOP dan tugas pokok yang jelas, adanya infrastruktur baik internet dan sarana prasarana penunjang pembelajaran berbasis teknologi digital, adanya modal awal sebagai pembiayaan pendidikan yang berkualitas, kebijakan IDN dan BQ tidak otoriter tetapi lebih demokratis dan terbuka terhadap problem yang dihadapi guru, staf dan siswa.
Adapun faktor penghambat terlaksananya penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran agama perspektif TQM adalah masih adanya budaya lama yang diyakini oleh sebagian guru di BQ. Sedangkan di IDN faktor penghambatnya adalah cepatnya pergantian guru baru, sehingga IDN harus terus melatih dan membimbing guru tersebut.(Aisyah/J)