International Student Conference IAIN SAS Babel, Prof. Dr. Zulkifli Soroti Identitas Melayu sebagai Logika Dasar Perdamaian dan Islam Moderat
International Student Conference IAIN SAS Babel, Prof. Dr. Zulkifli Soroti Identitas Melayu sebagai Logika Dasar Perdamaian dan Islam Moderat

BANGKA BELITUNG, BERITA SPs – Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Zulkifli, MA, menjadi salah satu pemateri utama dalam International Student Conference yang diselenggarakan oleh IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik (SAS) Bangka Belitung pada Senin, 27 Oktober 2025. Acara tersebut merupakan bagian dari kegiatan Sedulang International Festival (SeIFa) dalam rangka Milad IAIN SAS Babel ke-21.

Mengusung tema "Harmony in Creation," konferensi yang digelar secara hibrid (daring dan luring) ini menyedot antusiasme tinggi dari kalangan mahasiswa. Selain Prof. Zulkifli, hadir secara daring Prof. Muhamad Ali, Ph.D dari University of California, Riverside, Amerika Serikat, menambah bobot akademik acara yang bertempat di Aula Gedung Terpadu IAIN SAS Babel tersebut.

Rektor IAIN SAS Babel, Dr. Irawan, M.Si, dalam sambutannya sempat menyoroti Indonesia sebagai negara yang multikultural namun mampu hidup damai, rukun, dan saling menghormati. Ia menegaskan bahwa kehidupan beragama yang damai di Indonesia dapat menjadi contoh bagi masyarakat dunia.

Prof Zulkifli IAIN SAS Babel International Student Conference spsuinjkt 1

Dalam sesi presentasinya, Prof. Zulkifli secara spesifik membahas "Sistem Kebudayaan Melayu, Islam Moderat, dan Perdamaian Berkelanjutan: Kontinuitas dan Tantangan Lintasan Peradaban Melayu." Poin krusial yang di sampaikan adalah bahwa perdamaian dan moderasi bukanlah sifat-sifat yang kebetulan dalam masyarakat Melayu, melainkan merupakan logika dasar identitas Melayu itu sendiri.

Prof Zulkifli menjelaskan bahwa mulai dari akar adat dan syarak hingga ekspresi wasatiyah (moderasi) kontemporernya, peradaban Melayu berakar pada epistemologi budi (kecerdasan moral). Dunia Melayu secara historis berhasil mentransformasi Islam menjadi etika keseimbangan, harmoni, dan keadilan sosial yang hidup, menjadikannya tatanan moral kohesif yang menyatukan hukum, spiritualitas, dan estetika.

Prof Zulkifli IAIN SAS Babel International Student Conference spsuinjkt 2

Prof. Zulkifli menambahkan bahwa Islam dalam konteks Melayu telah menjadi sistem perdamaian yang utuh. Menurutnya, sintesis antara intelektualitas dan kasih sayang, tradisi dan reformasi, serta spiritualitas dan hukum, menunjukkan bagaimana sebuah peradaban dapat tetap setia pada wahyu (ajaran agama) sekaligus merangkul keberagaman.

Lebih jauh, Prof Zulkifli menekankan bahwa di era global, sistem budaya Melayu menawarkan paradigma universal perdamaian berkelanjutan. Perdamaian ini dimaknai bukan sebagai ketiadaan konflik, melainkan sebagai harmoni moral atau sikap, institusi, dan struktur yang aktif membangun serta memelihara masyarakat yang damai.