Rapat Kerja, SPs Harus Jadi Pusat Riset Unggulan
Rapat Kerja, SPs Harus Jadi Pusat Riset Unggulan

Jakarta, BERITA SEKOLAH Online – Wakil Rektor Bidang Akademik Zulkifli mengatakan, Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta harus menjadi pusat riset unggulan. Harapan tersebut disampaikannya pada pembekalan Rapat Kerja Pimpinan Sekolah Pascasarana (SPs) UIN Jakarta di Jakarta, Senin (27/6/2022) malam.

Zulkifli menegaskan SPs UIN Jakarta yang membuka program magister dan program doktor memiliki peluang untuk menjadikan para mahasiswanya aktif melakukan banyak riset. Jika budaya riset berkembang di kampus, harapan UIN Jakarta untuk menjadi world class university (WCU) dapat segera terwujud.

Menurut dia, budaya riset tak hanya dilakukan oleh dosen-dosen pengampu mata kuliah tapi juga dapat berkolaborasi dengan para mahasiswa. Mahasiswa, katanya, harus terus didorong untuk menghasilkan riset-riset berkualitas.

Zulkifli lebih lanjut mengatakan, sesuai Rencana Strategis UIN Jakarta, kebijakan pengembangan riset dilakukan dalam lima program unggulan, yakni peningkatan budaya riset di kalangan sivitas akademika, peningkatan partsispasi riset, peningkatan kompetisi riset, serta peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah.

“Untuk mengembangkan budaya riset banyak hal yang harus dilakukan. Misalnya mengadakan workshop penulisan, kebijakan penganggaran, serta peningkatan kualitas artikel jurnal dan publikasi ilmiah,” katanya.

Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut, hingga kini belum banyak dosen yang mempublikasikan karya-karya ilmiahnya di jurnal internasional bereputasi. Karena itu ia mengharapkan agar para dosen meningkatkan diri dengan banyak menulis di jurnal nasional dan internasional bereputasi.

“UIN Jakarta sebenarnya menargetkan bahwa tahun ini ada 300 jurnal yang terindeks Scopus. Namun, yang ada saat ini masih 55 Scopus. Jadi, kita harus mengejar sebanyak 245 Scopus lagi,” ujarnya.

Untuk mengejar 300 Scopus tersebut, menurut Zulkifli, indikatornya di antaranya ada pada sitasi. Sitasi menjadi sangat penting untuk menunjukkan karya-karya sivitas akademika. Sitasi harus menjadi perhatian dan kesadaran bersama.

“Kalau kita mau menuju WCU tapi kita tidak melakukan apa pun, ya nonsen. Jadi, semua harus memiliki tanggung jawab,” ucapnya.

Oleh karena itu, SPs UIN Jakarta harus menargetkan berapa jurnal ilmiah yang dihasilkan setiap tahunnya. Tapi jangan cuma mengejar kuantitas, dari segi kualitas pun tetap harus diperhatikan.

Raker SPs UIN Jakarta yang dibuka Rektor Amany Lubis itu akan berlangsung hingga Rabu (29/6) besok. Raker selain untuk menyusun agenda kerja tahun 2023 juga mengevaluasi program serta kinerja tahun 2022.

Direktur SPs UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar mengatakan, Raker di antaranya untuk memperkuat kembali budaya riset di kalangan mahasiswa. SPs UIN Jakarta harus menjadi basis riset bagi UIN Jakarta, misalnya dengan banyak mengadakan kolaborasi riset antara dosen dan mahasiswa.

Guna memperkuat SPs UIN Jakarta sebagai basis riset, Asep menegaskan perlunya menata kembali sistem pembelajaran, kurikulum, serta sarana dan prasarana pendukungnya.

“Kita harus membangun sistem baru dan jangan terjebak pada rutinitas,” jelasnya. (ns)