SPs UIN Jakarta Adakan Workshop Pelatihan SPSS untuk Penelitian Kuantitatif
Gedung Perpustakaan Riset Pascasarjana, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dukungan Perpustakaan Riset SPs dan Klub Riset Bildung sukses menyelenggarakan diskusi bertemakan “Workshop Pelatihan SPSS untuk Metode Kuantitatif”. Workshop ini diselenggarakan secara hybrid untuk mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diselenggarakan pada Selasa, 2 Juli 2024 jam 13.00-15.00 di gedung Perpustakaan Riset SPs UIN Jakarta dengan mendatangkan Dr. Riris Aishah Prasetyowati, SE, MM sebagai narasumber
Workshop ini diselenggarakan untuk mengedukasi para akademisi mengenai pentingnya penggunaan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) di era digital. Pada era digital saat ini, kalangan akademisi diharapkan mampu memanfaatkan dengan baik berbagai aplikasi yang tersedia, terutama dalam konteks kepentingan akademik. Dalam penelitian, aplikasi dapat membantu dalam pengumpulan data, analisis statistik, simulasi, dan visualisasi hasil penelitian. Kemampuan untuk mengoptimalkan teknologi digital ini memungkinkan peningkatan efisiensi, akurasi, dan kreativitas dalam proses penelitian, sehingga dapat menghasilkan inovasi dan pengetahuan baru yang lebih cepat dan lebih baik.
SPSS adalah perangkat lunak yang semakin populer di kalangan akademisi dan peneliti di Indonesia, yang digunakan untuk menerapkan metode kuantitatif dalam penelitiannya. Dr. Riris Aishah Prasetyowati, SE, MM, memberikan pelatihan kepada para peserta tentang cara menggunakan SPSS untuk menganalisis data statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam pelatihan tersebut, peserta mempelajari berbagai teknik analisis data, mulai dari pengolahan data dasar hingga penggunaan fungsi-fungsi lanjutan dalam SPSS. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dari berbagai jenjang pendidikan, termasuk program sarjana, magister, dan doktoral. Partisipasi yang antusias dari para mahasiswa menunjukkan pentingnya keterampilan analisis data dalam mendukung penelitian akademik yang berkualitas dan relevan di era digital ini.
Dr. Riris Aishah Prasetyowati mengatakan bahwa kemampuan untuk menganalisis data kuantitatif sangat penting dalam era data saat ini. "SPSS membantu kita untuk mengolah data dengan cepat dan akurat, memungkinkan kita untuk mengambil keputusan berbasis data yang lebih baik," ujarnya.
Para peserta diskusi juga diajarkan cara melakukan berbagai jenis analisis menggunakan SPSS, seperti analisis regresi, uji-t, ANOVA, analisis faktor, uji homogenitas, uji linearitas, dan masih banyak lagi. Setiap metode analisis ini dijelaskan secara rinci, termasuk kapan dan bagaimana cara menggunakannya dalam konteks penelitian yang tepat. Selain itu, mereka juga mempelajari cara menginterpretasikan output yang dihasilkan oleh SPSS, memahami makna statistik dari hasil tersebut, dan menerapkan hasilnya dalam konteks penelitian nyata melalui studi kasus yang sudah disediakan.
Salah satu peserta kegiatan ini mengungkapkan antusiasmenya setelah mengikuti pelatihan tersebut. "Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya. Sebagai peneliti, saya sekarang merasa lebih percaya diri dalam menggunakan SPSS untuk menganalisis data penelitian saya," ungkapnya.
Dengan diadakannya diskusi dan praktek penggunaan SPSS ini, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang menyadari pentingnya metode kuantitatif dalam penelitian. Peningkatan kesadaran ini diharapkan akan mendorong penggunaan SPSS yang lebih luas di kalangan akademisi Indonesia. Dengan semakin banyaknya akademisi yang terampil dalam menggunakan alat analisis statistik ini, diharapkan kualitas penelitian di Indonesia akan meningkat. Penelitian yang didukung oleh analisis data yang kuat dan valid akan memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Selain itu, peningkatan kualitas penelitian juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam kancah akademik internasional, membuka peluang untuk kolaborasi global, dan menghasilkan penemuan serta inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. (Siti Rohwati/JA)