SPs UIN Jakarta dan UIN Sumatera Utara Selenggarakan Konferensi Internasional tentang Agama, Sains, dan Pembangunan Berkelanjutan
Medan - Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bekerja sama dengan UIN Sumatera Utara, menyelenggarakan acara tahunan The 8th International Colloquium on Interdisciplinary Islamic Studies (ICIIS) 2025. Konferensi internasional ini diadakan di Le Polonia Hotel & Convention Medan, berlangsung selama empat hari, mulai dari 18 hingga 21 Agustus 2025. Acara ini menjadi wadah penting bagi para akademisi dan peneliti untuk membahas isu-isu global dari perspektif Islam.
Tahun ini, ICIIS ke-8 mengangkat tema sentral yang sangat relevan dengan tantangan dunia saat ini, yaitu "Religion, Science and Sustainable Development Goals (SDGs): Discourses and Practical Integrations". Tema ini dipilih untuk menjembatani diskusi antara nilai-nilai agama, khususnya Islam, dengan perkembangan sains modern dan upaya global dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Harapannya, konferensi ini dapat menghasilkan pemikiran dan solusi konkret yang menggabungkan kedua ranah tersebut untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Acara pembukaan diawali dengan laporan dari Ketua ICIIS ke-8 tahun 2025, Prof. Dr. JM. Muslimin, MA, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya kolokium internasional ini di tengah keterbatasan anggaran. Menurutnya, dukungan penuh pimpinan kedua universitas serta kerja sama erat antara panitia di Jakarta dan Medan menjadi faktor penting keberhasilan acara. “Lebih dari 190 presenter telah memaparkan artikel mereka terkait agama, sains, dan SDGs. Kami juga menghadirkan pembicara dari berbagai universitas dunia, mulai dari Amerika, Inggris, Jerman, hingga Lebanon dan Pakistan,” ujarnya.
Prof. JM menambahkan, kolokium ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring akademik internasional serta mendorong lahirnya penelitian interdisipliner. Ia juga menekankan bahwa acara ini bukanlah yang terakhir, melainkan awal dari kerja sama yang lebih luas di masa depan. “Insya Allah kolaborasi ini akan terus berlanjut dan semakin berkembang, memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” imbuhnya.
Sambutan hangat dari tuan rumah, Rektor UIN Sumatera Utara Medan, Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag. Dalam sambutannya, menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya forum internasional ini di Medan. Ia menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya simbolik, melainkan sebuah komitmen strategis untuk memperkuat peran perguruan tinggi Islam dalam pembangunan bangsa. “Kolaborasi ini mewakili komitmen nyata untuk mengembangkan penelitian interdisipliner dan menghasilkan inovasi berbasis nilai Islam yang bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rektor UINSU mengajak seluruh sivitas akademika untuk menghapus dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Menurutnya, keduanya sama-sama berasal dari Allah dan harus diintegrasikan demi melahirkan peradaban yang unggul. Ia juga mengajak peserta untuk tidak hanya menulis dan berdiskusi, tetapi juga menciptakan penemuan dan inovasi yang memberikan solusi nyata bagi tantangan zaman. “Institusi pendidikan tinggi Islam harus menjadi laboratorium peradaban, tempat lahirnya ide-ide besar sekaligus solusi konkret,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, menegaskan pentingnya reinterpretasi hubungan agama dan sains di era modern. Menurutnya, umat beragama saat ini menghadapi tantangan besar seperti perkembangan kecerdasan buatan, isu kesehatan, ekonomi, hingga krisis lingkungan global. “Kolokium ini diharapkan tidak hanya menghasilkan publikasi akademik, tetapi juga solusi konkret bagi masyarakat,” ujarnya.
Rektor UIN Jakarta juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan akademik yang lebih terbuka, toleran, dan responsif terhadap perkembangan zaman. “Kita perlu mengedepankan moderasi, toleransi, dan kolaborasi lintas disiplin ilmu. Inilah yang akan membuat perguruan tinggi Islam semakin relevan dalam menjawab tantangan global,” tambahnya sebelum secara resmi membuka acara dengan pembacaan Basmalah bersama para peserta.
Pada hari kedua, Plenary Session 2 dilanjutkan dengan presentasi dari Prof. Dr. Zulkifli, MA, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, dan Dr. Harry Sudarma dari STT Baptis Kalvari Jakarta. Keduanya memberikan pandangan dari perspektif teologis dan praktis, memperkaya diskusi yang telah dimulai pada hari sebelumnya. Sesi ini menegaskan bahwa kerja sama antar-agama dan antar-disiplin ilmu merupakan kunci untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Para pembicara tersebut memaparkan berbagai perspektif tentang hubungan antara agama, sains, dan pembangunan berkelanjutan dari sudut pandang sosial, budaya, dan sejarah. Diskusi yang hidup dan mendalam ini memberikan wawasan baru bagi para peserta mengenai bagaimana nilai-nilai keislaman dapat menjadi landasan moral dan etis dalam mengimplementasikan SDGs.
Di akhir acara diumumkan artikel dan presenter terbaik. Penghargaan ini diberikan kepada 6 artikel terbaik dan 6 presenter terbaik, sebagai bentuk apresiasi atas kualitas penelitian dan pemaparan dalam presentasi.
Secara keseluruhan, ICIIS ke-8 tahun 2025 tidak hanya menjadi ajang presentasi ilmiah, tetapi juga platform kolaborasi yang kuat. Konferensi ini berhasil mempertemukan para ahli dari berbagai latar belakang untuk berdiskusi, bertukar gagasan, dan membangun kemitraan yang akan berdampak positif pada masa depan. Diharapkan, hasil dari diskusi dan penelitian yang dipresentasikan dapat menjadi kontribusi berharga bagi masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun global.(JA)