Ujian Promosi Doktor Agus Iswanto, Ngruwat Pandawa: Resepsi Negosiatif Unsur Pra Islam dalam Masyarakat Muslim di Jember
Ujian Promosi Doktor Agus Iswanto, Ngruwat Pandawa: Resepsi Negosiatif Unsur Pra Islam dalam Masyarakat Muslim di Jember

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SPs: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (SPs UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Promosi Doktor ke-1639 di Ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta pada Rabu, 6 Agustus 2025 dengan promovendus Agus Iswanto.

Agus Iswanto mahasiswa program Doktor Pengkajian Islam dengan Konsentrasi Filologi. Agus menulis disertasi dengan judul "Ngruwat Pandawa: Resepsi Negosiatif Unsur Pra Islam dalam Masyarakat Muslim di Jember". Penelitian ini menyoroti bagaimana masyarakat Muslim, khususnya di Jember, berinteraksi dengan teks-teks kuno yang memiliki unsur Pra Islam.

Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, Agus Iswanto ingin menghasilkan edisi kritik teks dari naskah Ngruwat Pandawa (NP). Kedua, ia menganalisis bagaimana unsur-unsur Pra Islam dalam naskah ini diterima oleh masyarakat. Ketiga, ia berupaya menjelaskan praktik dan pemahaman masyarakat pembaca, terutama masyarakat Madura di Jember, yang melatarbelakangi resepsi tersebut. Dengan demikian, disertasi ini bukan hanya mengkaji teks secara filologis, tetapi juga melihat fungsinya dalam kehidupan sosial keagamaan.

Dalam penelitiannya, Agus Iswanto menggunakan teori dan metode filologi serta resepsi sastra, termasuk telaah intertekstual dan paratekstual. Data primer yang digunakan berasal dari empat naskah NP yang dikoleksi dari masyarakat di Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso. Selain itu, ia juga mewawancarai para tokoh kunci yang terlibat dalam praktik resepsi naskah NP di Jember, Jawa Timur. Pendekatan ini memungkinkan penelitiannya untuk menggabungkan analisis teks dengan pemahaman konteks sosial dan budaya secara mendalam.

Disertasi ini menghasilkan beberapa temuan penting. Pertama, Agus Iswanto menemukan adanya dua versi cerita Ngruwat Pandawa yang digunakan dalam praktik tradisi membaca dan ritual rokat atau ruwatan. Kedua versi ini ditemukan dalam empat salinan naskah yang diteliti. Meskipun memiliki dua versi, kedua-duanya tetap mengandung unsur-unsur Pra Islam. Temuan ini menunjukkan bahwa keberadaan unsur-unsur kuno tersebut tetap dipertahankan, meskipun dengan interpretasi yang berbeda.

Temuan kedua yang paling menarik adalah adanya resepsi negosiatif terhadap unsur-unsur Pra Islam. Agus Iswanto menemukan bahwa ada unsur-unsur yang terus berlanjut tanpa perubahan, seperti tradisi ruwatan Jawa dan nama-nama tokoh cerita. Di sisi lain, banyak unsur yang dinegosiasikan agar sesuai dengan ajaran Islam. Bentuk negosiasi ini antara lain menulis cerita ruwatan dengan aksara Pegon, menambahkan doksologi yang memuja Allah dan Rasul, menghilangkan mantra Pra Islam, serta merendahkan derajat dewa-dewa menjadi makhluk Allah. Bahkan, Batara Guru pun digambarkan sebagai keturunan Nabi Adam, dan ajaran keimanan Islam disisipkan ke dalam cerita.

Adapun temuan ketiga menjelaskan alasan di balik praktik ini. Resepsi negosiatif muncul karena masyarakat menganggap naskah NP sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan, namun di saat yang sama mereka juga berusaha menjaga keimanan Islam. Dengan kata lain, masyarakat Muslim di Jember mampu merawat tradisi lama sambil mengadaptasinya agar tidak bertentangan dengan keyakinan mereka.

Disertasi ini memberikan kontribusi signifikan pada kajian naskah Jawa. Jika sebelumnya banyak kajian fokus pada teks keislaman dalam masyarakat Muslim, penelitian Agus Iswanto justru meneliti bagaimana teks dengan unsur Pra Islam dapat hidup dan berfungsi dalam masyarakat Muslim yang taat. Hal ini membantah pandangan umum bahwa masyarakat Islam di Jawa dan Madura semakin terlepas dari unsur Pra Islam. Sebaliknya, penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun Islam telah mengakar, unsur-unsur Pra Islam masih diterima, tetapi dengan cara yang negosiatif dan selektif.

Agus Iswanto berhasil mempertahankan disertasinya di bawah bimbingan Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum; Prof. Dr. Jamhari, MA, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Zulkifli, MA; Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum; Prof. Dr. Jamhari, MA; Prof. Dr. M. Atho Mudzhar, MSPD; Prof. Dr. Sukron Kamil, MA; Prof. Jajang Jahroni, MA, Ph.D.

Setelah memperhatikan penulisan disertasi, komentar tim penguji dan jawaban promovendus, tim penguji menetapkan bahwa Agus Iswanto lulus dengan predikat Cum Laude. Agus Iswanto merupakan Doktor ke-1639 dalam bidang Pengkajian Islam, pada program doktor Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)