Ujian Promosi Doktor Kartubi, Diskursus Tasawuf Al-Qur'an (Studi Komparatif antara Kitab Tafsir Tarjumān al-Mustafīd dan Marāḥ Labīd)
Ujian Promosi Doktor Kartubi, Diskursus Tasawuf Al-Qur'an (Studi Komparatif antara Kitab Tafsir Tarjumān al-Mustafīd dan Marāḥ Labīd)

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SPs: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (SPs UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Promosi Doktor ke-1621 di Ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta pada Kamis, 8 Mei 2025 dengan promovendus Kartubi.

Kartubi merupakan mahasiswa program Doktor Pengkajian Islam dengan Konsentrasi Pemikiran Islam. Ia menulis disertasi dengan judul "Diskursus Tasawuf Al-Qur'an (Studi Komparatif antara Kitab Tafsir Tarjumān al-Mustafīd dan Marāḥ Labīd)".

Disertasi ini berhasil mengupas secara mendalam konsep ajaran tasawuf yang tersirat dalam ayat-ayat suci Al-Qur'an melalui lensa dua mahakarya tafsir ulama besar Nusantara. Penelitian ini menyoroti bagaimana Abdul Ra’uf Sinkili, seorang tokoh sufi dan ulama terkemuka dari Aceh, serta Syekh Nawawi al-Bantani, ulama kharismatik dari Banten, menafsirkan ayat-ayat yang menjadi landasan spiritualitas Islam.

Meskipun istilah tasawuf tidak ditemukan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, disertasi ini dengan cermat mengidentifikasi konsep-konsep inti tasawuf seperti tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), keikhlasan, dan tawakal yang diisyaratkan dalam berbagai ayat. Para ulama sufi, termasuk Sinkili dan Nawawi al-Bantani, menggunakan model penafsiran isyari untuk menggali makna-makna batin yang lebih dalam dari ayat-ayat tersebut. Karya tafsir Tarjumān al-Mustafīd dan Marāḥ Labīd menjadi fokus utama penelitian ini sebagai representasi bagaimana kearifan lokal dan pemahaman spiritualitas Islam berpadu dalam menafsirkan kitab suci.

Temuan penelitian Kartubi mengungkapkan bahwa pemikiran kedua ulama besar Nusantara ini terkait tafsir ayat-ayat tasawuf memiliki corak tasawuf akhlaqi dan tasawuf hadhari dengan akar budaya yang kuat. Tasawuf akhlaqi menekankan pada upaya mensucikan jiwa melalui peneladanan sifat-sifat Allah (takhalluq bi-akhlāq Allah) melalui tahapan takhallī (pengosongan diri dari sifat tercela), tahallī (pengisian diri dengan sifat terpuji), dan tajallī (manifestasi ilahi). Sementara itu, tasawuf hadhari berperan dalam membangun peradaban umat Islam di Nusantara melalui jalur kekuasaan dan purifikasi pemikiran keagamaan, tanpa menimbulkan konflik dengan nilai-nilai budaya masyarakat setempat.

Metode penelitian yang digunakan dalam disertasi ini adalah library research dengan menganalisis secara kualitatif, komparatif, dan tematik terhadap kitab tafsir Tarjumān al-Mustafīd dan Marāḥ Labīd. Pendekatan tekstual dan semantik digunakan untuk menelisik secara mendalam konsep ajaran tasawuf menurut perspektif masing-masing mufasir. Hasil penelitian ini memperkuat pandangan para sarjana sebelumnya, seperti Mamat S. Burhanuddin, Bashori, dan Abid Syahni, mengenai keterbukaan pemikiran di kalangan santri dan peran tafsir Tarjumān al-Mustafīd sebagai karya tafsir lengkap pertama di Nusantara.

Lebih lanjut, disertasi ini berbeda dengan pandangan Arivvaie Rahman yang menyatakan  bahwa tafsir yang ditulis Abdul Ra’uf Sinkili saat menjabat sebagai mufti di kerajaan Aceh tidak sepenuhnya bebas dari nuansa politis. Temuan ini membuka ruang diskusi yang lebih kaya mengenai bagaimana konteks sosial dan politik dapat memengaruhi penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an, khususnya dalam khazanah intelektual Islam di Nusantara.

Kartubi berhasil mempertahankan disertasinya di bawah bimbingan Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA dan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Zulkifli, MA, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag, Prof. Dr. Zainun Kamaluddin Fakih, MA, Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA dan Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA.

Setelah memperhatikan penulisan disertasi, komentar tim penguji dan jawaban promovendus, tim penguji menetapkan Kartubi dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan dan menjadi Doktor ke-1621 dalam bidang Pengkajian Islam pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)