Ujian Promosi Doktor Muhamad Ibtissam Han, Merebut Kembali Ruang Publik Keagamaan: Aktivisme Dakwah Tokoh Nahdlatul Ulama di Media Baru
Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SPs: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (SPs UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Promosi Doktor ke-1623 di Ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta pada Selasa, 3 Juni 2025 dengan promovendus Muhamad Ibtissam Han. Muhamad Ibtissam Han merupakan mahasiswa program Doktor Pengkajian Islam dengan Konsentrasi Dakwah dan Komunikasi.
Dinamika dakwah dan otoritas keagamaan di Indonesia memasuki babak baru dengan hadirnya fenomena media digital. Di tengah serbuan aktor-aktor baru otoritas keagamaan, Nahdlatul Ulama (NU) menunjukkan adaptasinya. Hal inilah yang menjadi fokus utama disertasi Muhamad Ibtissam Han berjudul "Merebut Kembali Ruang Publik Keagamaan: Aktivisme Dakwah Tokoh Nahdlatul Ulama di Media Baru", yang berhasil dipertahankan dalam ujian promosi doktor di Sekolah Pascasarjana.
Disertasi ini memotret bagaimana tokoh-tokoh NU berupaya merebut kembali ruang publik keagamaan yang sempat didominasi pihak lain. Ibtissam Han menyoroti tiga aspek kunci: adaptasi tokoh NU dalam dakwah digital, wacana keagamaan yang dibangun sebagai respons terhadap narasi kelompok lain, serta peran aktif generasi muda NU dalam menyebarluaskan wacana tersebut. Disertasi ini membahas strategi NU dalam mempertahankan otoritas keulamaan di tengah disrupsi teknologi.
Dalam disertasinya Ibtissam Han menggabungkan metode penelitian pustaka dan lapangan dengan pendekatan kualitatif fenomenologis. Ia memilih tokoh-tokoh NU dari berbagai kategori, mulai dari ulama tradisional yang bertransformasi menjadi influencer digital, pemimpin institusional, intelektual progresif, dai akar rumput non-konvensional, hingga tokoh perempuan NU. Wawancara mendalam dengan para tokoh, tim media, dan anak muda NU, serta observasi daring dan analisis wacana ceramah dan podcast di media sosial, menjadi tulang punggung penelitian ini.
Hasil penelitian Ibtissam Han menunjukkan bahwa tokoh-tokoh NU berhasil mempertahankan dan memperkuat otoritas keulamaan di era digital. Mereka melakukan adaptasi kreatif dalam strategi dakwah yang memanfaatkan teknologi, namun tetap teguh pada nilai-nilai tradisi keagamaan. Hal ini membuktikan bahwa modernisasi tidak harus mengikis akar tradisi, melainkan dapat menjadi jembatan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Lebih lanjut, disertasi ini mengungkap benang merah dalam wacana keagamaan yang dikembangkan tokoh NU di media baru. Isu-isu seperti bid’ah, amar ma’ruf nahi munkar, khilafah, dan kesetaraan gender, diangkat dengan menekankan kompleksitas permasalahan agama. Pesan utama yang ingin disampaikan adalah bahwa isu keagamaan tidak dapat dipahami atau disederhanakan secara instan, melainkan memerlukan pemahaman yang mendalam dan kontekstual.
Salah satu temuan paling signifikan adalah peran tak tergantikan anak muda NU. Mereka bukan sekadar audiens pasif, melainkan co-laborers atau mitra aktif dalam kerja artikulasi yang membangun otoritas keagamaan di media digital. Tanpa keterlibatan mereka, wacana keagamaan yang disebarkan tokoh NU tidak akan tersebar luas. Ini menunjukkan bahwa generasi muda NU secara aktif "meretas" logika platform media sosial melalui berbagai kerja artikulatif, sekaligus mereproduksi struktur keilmuan Aswaja.
Disertasi Muhamad Ibtissam Han ini memberikan kontribusi signifikan pada diskursus otoritas keagamaan di media baru. Kehadiran kiai NU di media baru tidak hanya sebagai bentuk eksistensi yang berakar di dunia nyata, tetapi juga upaya reclaiming terhadap otoritas yang sempat dikuasai aktor-aktor baru. Ini menegaskan bahwa meskipun terjadi fragmentasi akses informasi agama akibat media baru, otoritas keulamaan tetap bertahan melalui proses adaptasi yang cerdas dan partisipasi aktif dari generasi muda.
Muhamad Ibtissam Han berhasil mempertahankan disertasinya di bawah bimbingan Prof. Dr. Zulkifli, MA, Prof. Jajang Jahroni, MA, Ph.D dan Prof. Arif Zamhari, M.Ag, Ph.D, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Zulkifli, MA, Prof. Jajang Jahroni, MA, Ph.D, Prof. Dr. Jajat Burhanudin, MA, Prof. Dr. Hamid Nasuki, M.Ag dan Prof. Dr. Asmawi, M.Ag.
Setelah memperhatikan penulisan disertasi, komentar tim penguji dan jawaban promovendus, tim penguji menetapkan Muhamad Ibtissam Han dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan dan menjadi Doktor ke-1623 dalam bidang Pengkajian Islam pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)