Ujian Promosi Doktor Muhammad Irfan Wahid, Konstruksi Identitas Oloh Salam (Dayak Islam) di Kalimantan Tengah
Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SPs: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (SPs UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Promosi Doktor ke-1641 di Ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta pada Jumat, 15 Agustus 2025 dengan Promovendus Muhammad Irfan Wahid.
Irfan merupakan mahasiswa program Doktor Pengkajian Islam dengan Konsentrasi Antropologi dan Sosiologi Agama. Irfan menulis disertasi dengan judul "Konstruksi Identitas Oloh Salam (Dayak Islam) di Kalimantan Tengah".
Penelitian mengeksplorasi proses pembentukan dan transformasi identitas Oloh Salam, kelompok Dayak yang menganut agama Islam. Menggunakan pendekatan kualitatif, disertasi ini menggabungkan perspektif dari berbagai disiplin ilmu, termasuk studi Islam, antropologi, sosiologi, dan sejarah. Irfan, melalui penelitiannya, membuktikan bahwa identitas bukanlah warisan pasif, melainkan hasil dari kerja artikulatif yang terus-menerus.
Irfan menyoroti dua kesalahpahaman utama yang selama ini berkembang di masyarakat. Pertama, pandangan yang menganggap identitas Dayak secara intrinsik terikat pada agama tertentu. Kedua, asumsi bahwa identitas Dayak bersifat homogen. Penelitian ini secara tegas membantah kedua pandangan tersebut, menunjukkan bahwa keragaman adalah ciri khas yang melekat pada identitas Dayak.
Dengan menggunakan teori konstruksi identitas budaya Joel S. Kahn, Irfan mengkaji bagaimana Oloh Salam secara dinamis merundingkan, mendefinisikan ulang, dan mempertahankan identitas mereka di tengah perubahan sosial dan politik. Identitas Oloh Salam digambarkan sebagai konstruksi hibrida, di mana unsur budaya dan agama tidak hanya digabungkan, tetapi juga diperdebatkan dan ditransformasikan agar relevan dengan realitas yang terus berkembang.
Penelitian ini mengumpulkan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumen sejarah. Deskripsi mendalam dan imajinasi sosiologis digunakan untuk mengungkap artikulasi di tingkat mikro dan makro yang secara berkelanjutan membentuk identitas Oloh Salam. Hal ini memberikan gambaran yang kaya dan mendalam tentang bagaimana sebuah identitas bisa bertahan dan beradaptasi.
Temuan disertasi menunjukkan bahwa identitas Oloh Salam merupakan hasil dari kerja artikulatif yang dipengaruhi oleh berbagai pertemuan historis. Kontak dengan pemerintah kolonial Belanda, Kesultanan Banjar, dan misi Kristen menjadi faktor-faktor penting yang membentuk identitas mereka saat ini. Ini memperkuat argumen bahwa identitas selalu terkait dengan sejarah dan konteks.
Lebih lanjut, Irfan juga menekankan bagaimana Oloh Salam secara aktif terlibat dalam negosiasi budaya dan agama. Mereka mampu menempatkan diri secara strategis dalam interaksi antar-etnis dan antar-agama. Peran mereka dalam rekonsiliasi pasca-konflik antara komunitas Dayak dan Madura menjadi bukti nyata atas agensi yang kuat dalam artikulasi identitas mereka.
Secara akademis, penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dengan memperkuat perspektif konstruktivis. Irfan menunjukkan bahwa identitas bersifat cair dan terus-menerus dinegosiasikan ulang. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada penekanan terhadap upaya aktif Oloh Salam dalam mengkonstruksi identitasnya dalam kelindan konteks, sejarah, dan konstruksi.
Disertasi ini berbeda dari studi-studi sebelumnya yang cenderung melihat identitas etnis dan agama sebagai konstruksi pasif. Dengan menyoroti kerja artikulatif Oloh Salam, penelitian ini berkontribusi pada diskusi yang lebih luas tentang politik identitas, negosiasi multikultural, dan integrasi sosial di Indonesia. Keberhasilan Irfan Wahid dalam ujian ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi penelitian serupa yang lebih mendalam di masa mendatang.
Muhammad Irfan Wahid berhasil mempertahankan disertasinya di bawah bimbingan Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si; Prof. Dr. Zulkifli, MA; Prof. Ismatu Ropi, MA, Ph.D, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Zulkifli, MA; Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si; Prof. Ismatu Ropi, MA, Ph.D; Prof. Dr. Yusron Razak, MA; Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag; Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si.
Setelah memperhatikan penulisan disertasi, komentar tim penguji dan jawaban promovendus, tim penguji menetapkan bahwa Muhammad Irfan Wahid lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Muhammad Irfan Wahid merupakan Doktor ke-1641 dalam bidang Pengkajian Islam, pada program doktor Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)