Ujian Promosi Doktor Zaenal Abidin, Filsafat Pendidikan: Studi terhadap Kitab Tahdhīb al-Akhlāq Ibn Miskawayh
Ujian Promosi Doktor Zaenal Abidin, Filsafat Pendidikan: Studi terhadap Kitab Tahdhīb al-Akhlāq Ibn Miskawayh

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SPs: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (SPs UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Promosi Doktor ke-1617 di Ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta pada Kamis, 27 Februari 2025 dengan promovendus Zaenal Abidin.

Zaenal Abidin merupakan mahasiswa program Doktor Pengkajian Islam dengan Konsentrasi Pendidikan Islam. Ia menulis disertasi dengan judul "Filsafat Pendidikan: Studi terhadap Kitab Tahdhīb al-Akhlāq Ibn Miskawayh".

Zaenal menganalisis konsep pendidikan Ibn Miskawayh, mulai dari pemikiran, konsep, corak, tujuan, materi, metode, hingga peran guru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis konten dan filosofis, yang memungkinkan Zaenal untuk menggali lebih dalam komponen pendidikan berdasarkan landasan filosofis pemikiran Ibn Miskawayh.

Hasil penelitian Zaenal mengungkapkan bahwa pemikiran pendidikan Ibn Miskawayh bercorak moderat, berlandaskan pada teori jalan tengah (had al-Wasat). Konsep ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam mengelola potensi jiwa manusia. Tujuan pendidikan menurut Ibn Miskawayh adalah mencapai kebahagiaan (al-Sa’adah) melalui perbuatan yang bersifat ilahi (al-af’al al-ilahiyyah). Kurikulum yang diusung bersifat humanis, mengakomodasi potensi bawaan manusia yang terkandung dalam tiga daya jiwa: al-Nathiqah, al-Ghadabiyyah, dan al-Shahwatiyyah.

Dalam hal metode dan peran guru, Ibn Miskawayh menerapkan metode pembiasaan dan keteladanan melalui teori jalan tengah yang progresif dan dinamis. Guru diposisikan sebagai figur sentral, berada di antara cinta hamba kepada Tuhannya dan cinta anak kepada orang tuanya. Guru adalah "orang tua ruhani" (Rabb al-Bashari) yang membimbing murid menuju kearifan dan kebijaksanaan.

Penelitian Zaenal Abidin ini sejalan dengan pandangan para ahli seperti Suwito, Sebastian Gunther, dan Yassir al-Jamouhi, yang mengakui keterbukaan pemikiran Ibn Miskawayh yang harmonis dengan nilai-nilai ajaran Islam. Konsep pendidikan akhlak yang digagas Ibn Miskawayh bertujuan memperkokoh potensi positif manusia agar mencapai keseimbangan dan harmoni (al-‘Adalah).

Di sisi lain, penelitian ini memberikan kritik terhadap pandangan Richard Rotry dan John Dewey yang skeptis terhadap pendidikan karakter berbasis nilai-nilai tradisional. Zaenal Abidin menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur, seperti yang diajarkan Ibn Miskawayh, tetap relevan dan penting dalam membentuk manusia yang berakhlak mulia.

Zaenal Abidin berhasil mempertahankan disertasinya di bawah bimbingan Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag dan Suparto, M.Ed, Ph.D dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Zulkifli, MA, Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag, Prof. Dr. Husni Rahim, Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor, MA dan Prof. Muhammad Zuhdi, M.Ed, Ph.D. 

Setelah memperhatikan penulisan disertasi, komentar tim penguji dan jawaban promovendus, tim penguji menetapkan Zaenal Abidin dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan dan menjadi Doktor ke-1617 dalam bidang Pengkajian Islam pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)