Ujian Tesis Abdul Wahid Wathoni, Eksklusivitas Sertifikasi Halal
Ruang Teater SPs UIN Jakarta, BERITA SPs: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Tesis Ke-2762 di Ruang Teater SPs UIN Jakarta, pada Selasa, 15 Juli 2025 dengan kandidat Abdul Wahid Wathoni.
Abdul Wahid Wathoni merupakan mahasiswa program studi Magister Pengkajian Islam konsentrasi Agama dan Hukum. Abdul Wahid menulis tesis berjudul “Eksklusivitas Sertifikasi Halal: Analisis Resistensi Pelaku UMKM di Gili Trawangan Lombok"
Penelitian ini secara spesifik menyoroti sikap dan pandangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Gili Trawangan terhadap sertifikasi halal, serta peran krusial para pemangku kepentingan dalam membentuk orientasi ekonomi pelaku usaha. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi dan antropologi, Wathoni melakukan penelitian lapangan dengan data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara mendalam. Data sekunder, seperti jurnal, buku, dan peraturan terkait, juga memperkaya analisis tematik yang digunakan untuk mengidentifikasi pola resistensi pelaku UMKM.
Abdul Wahid berargumen bahwa sertifikasi halal, dengan formalitas dan kompleksitas prosedurnya, justru menjadi regulasi yang eksklusif bagi pelaku usaha di Gili Trawangan. Eksklusivitas ini, menurutnya, bukan sekadar resistensi terhadap regulasi formal, melainkan manifestasi dari orientasi ekonomi-kultural yang dibentuk oleh dinamika pasar dan relasi kuasa antar pemangku kepentingan. Artinya, kehalalan produk yang telah mengakar kuat dalam norma dan budaya masyarakat setempat dianggap lebih relevan dan mengakomodasi kebutuhan bisnis mereka di destinasi wisata yang plural.
Dalam konteks ini, penelitian Abdul Wahid menyoroti peran wisatawan sebagai market-setter yang secara tidak langsung membentuk logika bisnis pelaku usaha. Pengaruh wisatawan ini bahkan dinilai lebih dominan dibandingkan pengaruh institusi seperti pemerintah atau lembaga pendamping halal dalam memengaruhi keputusan pelaku UMKM. Sertifikasi halal, bagi mereka, kerap dipandang sebagai instrumen birokratis yang tidak relevan dengan kebutuhan bisnis lokal di Gili Trawangan.
Tesis ini juga memberikan kritik terhadap kajian yang mengklaim inklusivitas sertifikasi halal. Berbeda dengan pandangan Chong (2021) yang menyatakan bahwa sertifikasi halal diterima lintas kelompok agama sebagai standar kualitas global, Abdul Wahid menemukan bahwa dalam konteks Gili Trawangan, sertifikasi justru menjadi simbol segregasi norma yang tidak kontekstual.
Penelitian ini tidak hanya melengkapi, tetapi juga memperluas argumen Syafiq Hasyim (2022) yang menyatakan bahwa sertifikasi halal telah berevolusi menjadi komoditas ekonomi. Wathoni menambahkan bahwa di wilayah dengan struktur pasar sekuler, sertifikasi halal bahkan dapat menimbulkan alienasi sosial-ekonomi bagi pelaku usaha kecil. Tesis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam perumusan kebijakan sertifikasi halal yang lebih kontekstual dan inklusif di masa mendatang.
Abdul Wahid Wathoni berhasil mempertahankan tesisnya di bawah bimbingan Prof. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, MH, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA, Prof. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, MH, Prof. Nur Hidayah, S.Ag, SE, MA, MA, Ph.D dan Dr. Yuke Rahmawati, MA.
Setelah memperhatikan penulisan tesis, komentar tim penguji dan jawaban kandidat, tim penguji menetapkan bahwa Abdul Wahid Wathoni lulus dengan predikat Cum Laude. Abdul Wahid Wathoni merupakan Doktor ke-2762 dalam bidang Pengkajian Islam, pada program magister Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)