Ujian Tesis Angga Panca Sera
Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (SPs UIN Jakarta) menggelar Ujian Tesis ke-2682 pada Selasa, 23 Januari 2024 di auditorium Prof. Dr. Suwito, M.A.
Kandidat Angga Panca Sera mahasis program studi Magister Pengkajian Islam konsentrasi Ilmu Tafsir, berhasil mempertahankan tesis dengan judul Konsep Imāmah dalam Kajian Literatur Shī’ah (Tafsir Majma’ al-Bayān fī Tafsīr al-Qur'ān dan Tafsir al-Amthal fī Tafsīr Kitābillāh al-Munzall ma’a Tahdhīb Jadīd), dengan predikat sangat memuaskan.
Bertindak sebagai ketua sidang adalah Wakil Direktur SPS UIN Jakarta, Prof. Dr. Yusuf Rahman, M.A., dan tim penguji terdiri atas Prof. Dr. Hamka Hasan, MA., Faried F. Saenong, Ph.D., Dr. Suwendi, M.Ag, serta sekretaris penguji Dr. Rizqi Handayani, M.A.
Dalam ujian tesis tersebut, Angga menjelaskan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan mengenai kedua literatur tafsir yakni Tafsir Majma’ al-Bayān fī Tafsīr al-Qur'ān dan Tafsir al-Amthal fī Tafsīr Kitābillāh al-Munzall ma’a Tahdhīb Jadīd. Di antara persamaannya adalah kedua penulis kitab tersebut memiliki ideologi Syi’ah Itsa Asyariyah, sumber penafsiran, metode penafsiran, tertib mushaf, asbab al-nuzul, dan munasabah ayat. Sementara dari segi perbedaannya meliputi sistematika, corak tafsir, pendekatan, penafsiran, dan perbedaan tahun penulisan.
Dalam kitab Majma‘ al-Bayan (534 H/1139 M) karya at-Tabrisi, konsep imamah memiliki dua poin utama. Pertama, ayat-ayat yang disebutkan menunjukkan bahwa Allah telah menetapkan ‘Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin (Imam) bagi umat Islam setelah wafatnya Rasulullah saw. Pengangkatan ini diyakini berdasarkan nas yang jelas dalam al-Qur’an. Kedua, maksumnya para Imam.
Sementara itu pandangan Nasir Makarim ash-Shirazi menunjukkan konsep Imamah bukan sekedar berkaitan dengan jabatan politik atau kekuasaan formal semata, tetapi memiliki dimensi spiritual yang tinggi. Imamah dalam pandangan ini memiliki peran yang lebih luas daripada sekedar pemerintahan Islam.
Dalam proses ujian, para penguji memberi apresiasi kepada peneliti karena berani mengangkat tema tafsir syi’ah serta terdapat perbaikan bahasa tulisan yang signifikan selama proses penelitian.
Para penguji juga memberikan beberapa catatan teknis seperti kesalahan penulisan kata, penggunaan anak kalimat yang masih bermasalah, penggunaan footnote, dan penulisan kalimat dalam bahasa Arab. Selain itu, Prof. Dr. Yusuf Rahman, M.A. yang juga bertindak sebagai ketua sidang memberikan saran agar tesis diperkaya perbandingannya dengan tafsir Sunni, dan mencari sumber otoritatif mengenai dasar penentuan ayat-ayat yang dianggap sebagai ayat-ayat imamah. (Hafidhoh Ma’rufah/Suwendi/J)