Ujian Tesis Muhammad Miqdad Al Farizi, Membuka Cakrawala Baru Pemaknaan Hadis Perempuan dalam Khazanah Nusantara
Ujian Tesis Muhammad Miqdad Al Farizi, Membuka Cakrawala Baru Pemaknaan Hadis Perempuan dalam Khazanah Nusantara

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SPs – Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Tesis ke-2786 di Ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, pada Jumat, 7 November 2025 dengan kandidat Muhammad Miqdad Al Farizi.

Miqdad merupakan mahasiswa program studi Magister Pengkajian Islam konsentrasi Hadis dan Tradisi Kenabian. Miqdad menulis tesis  berjudul " Diskursus Perempuan dalam Kitab Hadis Hidāyah al-Ḥabīb fī al-Targhīb wa al-Tarhīb Karya Nuruddin al-Raniri".

Penelitian ini membawa pembaca kembali ke abad ke-17, menyoroti karya monumental ulama Nusantara terkemuka, Nuruddin al-Raniri. Kitab Hidāyah al-Ḥabīb fī al-Targhīb wa al-Tarhīb yang selama ini dikenal sebagai kompilasi hadis targhib (motivasi) dan tarhib (peringatan), kini dikupas secara khusus dari sudut pandang diskursus perempuan yang termuat di dalamnya. Langkah ini penting untuk memahami bagaimana ulama di masa lalu membangun narasi keagamaan, khususnya yang berkaitan dengan peran dan kedudukan wanita.

Miqdad menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data berupa teks manuskrip, ia berhasil menelusuri dan menemukan sebanyak tiga puluh tiga hadis yang secara eksplisit membahas perempuan, dengan kata kunci seperti al-nisā’, mar’ah, dan imra’ah. Penemuan ini menjadi fondasi awal untuk analisis yang lebih mendalam, menempatkan penelitian ini sebagai studi hadis Nusantara yang signifikan dan mendobrak.

Metode yang digunakan terbilang komprehensif: deskriptif-komparatif-analitis. Tesis ini menerapkan metode takhrīj untuk menguji kualitas sanad dan matan hadis-hadis tersebut, menjawab isu krusial mengenai autentisitasnya. Lebih lanjut, makna normatif hadis diperkaya melalui sharḥ hadīs (penjelasan hadis), memastikan pemahaman yang utuh sebelum memasuki tahap analisis kontekstual.

Puncak dari metodologi penelitian ini terletak pada penggunaan Teori Hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Teori ini dipilih secara strategis untuk menghindari pemaknaan hadis yang kaku dan tekstual. Melalui empat instrumen utama—kesadaran sejarah, pra-pemahaman, peleburan cakrawala (fusion of horizon), dan penerapan—penelitian ini bertujuan mengungkap dinamika pemaknaan hadis yang kontekstual dan historis.

Temuan utama tesis ini menjadi terobosan. Miqdad mengajukan reinterpretasi hadis-hadis perempuan secara sufistik dan hermeneutik. Hasilnya, hadis tentang perempuan yang seringkali dipahami dalam kerangka hukum normatif yang rigid, diangkat maknanya menjadi pedoman etis dan spiritual. Hal ini ditekankan sebagai kunci untuk membangun relasi rumah tangga yang harmonis dan setara di era modern.

Argumen sentral penelitian ini adalah bahwa hadis-hadis dalam Hidāyah al-Ḥabīb fī al-Targhīb wa al-Tarhīb merupakan teks dinamis yang dapat dimaknai secara lebih luas. Dalam konteks ini, hadis sebagai sumber ajaran Islam kedua harus senantiasa selaras dengan perubahan waktu dan perkembangan zaman.

Pemaknaan melalui horizon hermeneutik menjadi alternatif yang menawarkan pemahaman yang lebih komprehensif, jauh melampaui batas-batas tekstual semata.

Tesis ini menyimpulkan bahwa hadis-hadis perempuan dalam karya Nuruddin al-Raniri tidak perlu dipahami dalam kerangka rigiditas. Sebaliknya, hadis tersebut dapat menjadi sumber etika spiritual dan pendidikan relasional yang sangat relevan. Tujuannya adalah mendorong kesalingan (mubādalah) dan keadilan dalam bingkai rumah tangga masa kini.

Penelitian Miqdad secara tegas membedakan diri dari kajian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Alimron (2018), yang hanya menyoroti aspek filologis dan sejarah naskah. Tesis ini memilih fokus pada isi dan makna tematik hadis-hadis perempuan dengan menawarkan pendekatan kontekstual dan sufistik yang lebih aplikatif untuk kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan Miqdad dalam ujian tesis ini menjadi angin segar bagi studi hadis di Nusantara, membuktikan bahwa warisan intelektual ulama terdahulu masih menyimpan potensi besar untuk dialog keilmuan yang progresif dan relevan dengan tantangan sosial-keagamaan kontemporer, terutama isu kesetaraan dan keadilan bagi perempuan dalam perspektif Islam.

Muhammad Miqdad AL Fraizi berhasil mempertahankan tesisnya di bawah bimbingan Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA, Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag, Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA dan Dr. Sandi Santosa, M.Si serta berhasil meraih predikat Sangat Memuaskan.

Setelah memperhatikan penulisan tesis, komentar tim penguji dan jawaban kandidat, tim penguji menetapkan bahwa Muhammad Miqdad AL Fraizi berhasil lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Muhammad Miqdad AL Fraizi merupakan Doktor ke-2786 dalam bidang Pengkajian Islam, pada program magister Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)