Workshop Penulisan Tesis dan Disertasi
Workshop Penulisan Tesis dan Disertasi

Gedung SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH Online - Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta menggelar Workshop Penulisan Tesis dan Disertasi secara virtual pada 9-10 Maret 2022. Workshop bertajuk “How to Strengthen Your Thesis Statement in Ph.D/Master Research” itu diikuti oleh mahasiswa Program Magister dan Program Doktor, terutama mahasiswa yang akan dan sedang menyelesaikan studi akhir berupa karya tulis ilmiah, baik tesis dan disertasi.

Penulisan karya ilmiah diisi narasumber utama Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Irwan Abdullah. Paparan dibagi dalam tiga sesi penulisan, meliputi kerangka teoritis dan praktis.

Menurut Irwan Abdullah, menulis sebuah karya ilmiah sebenarnya bukan perkara yang sulit untuk dilaksanakan. Hanya saja dibutuhkan komitmen yang kuat, terutama untuk meluangkan waktu.

“Menulis adalah sebuah tradisi atau kebiasaan. Misalnya kalau tradisi kita menulis di waktu pagi, di situlah kita harus menulis,” katanya.

Menulis, tambah Irwan, tidak juga harus memakan waktu. Apalagi hal itu sudah menjadi kebiasaan, misalnya setiap orang bisa menulis saat setelah bangun tidur atau sebelum sarapan pagi. Menulis juga cukup satu jam atau satu paragraf yang dilakukan secara bertahap, misalnya pagi hari satu paragraf, siang hari satu paragraf, dan sore hari satu paragraf. Kebiasaan lain bisa juga misalnya satu hari satu halaman atau satu jam satu halaman.

Dengan demikian, jika hal itu rutin dilaksanakan setiap waktu tersebut disertai komitmen menulis, maka dalam kurun waktu enam bulan sebuah disertasi bisa selesai.

“Jadi, menulis disertasi itu tidak harus menunggu selama enam tahun, tapi cukup enam bulan saja bisa selesai. Kita sudah dapat 180 halaman,” ucapnya.

Hanya saja, kata dia, menulis itu juga diperlukan adanya struktur berpikir yang baik. Jika struktur berpikirnya baik, maka menulis akan menjadi sangat mudah. Itulah yang menjadi kata kunci utamanya.

Pada bagian lain, Irwan Abdullah juga memaparkan mengenai pentingnya memahami konstruk kalimat dalam paragraf. Karena kunci membuat kalimat diawali bagaimana membuat sebuah paragraf.

Menurut Irwan, seorang penulis tidak cukup asal membuat kalimat atau kalimat dibuat mengalir begitu saja. Namun, sebaliknya membuat kalimat harus dengan kaidah. “Jika hal itu terjadi dan dibiarkan, maka ketika ada kesalahan sulit kemudian untuk memperbaikinya,” dalihnya.

Oleh karena itu, menurut dia, menulis ulang itu lebih baik atau lebih mudah daripada memperbaiki tulisan.

Irwan mengatakan, untuk mengontruksi kalimat dalam paragraf terdapat sedikitnya tiga kunci pokok. Pertama, kalimat topik. Dalam kalimat topik perlu ada ide utama yang harus dibangun. Dengan kata lain, kalimat topik adalah berupa ringkasan paragraf agar pembaca mengetahui tentang isi paragraf tersebut, yakni sebagai ide dasar atau pengendali ide untuk tetap fokus pada satu topik serta menjaga koherensi topik.

Kedua, kalimat pendukung. Kalimat pendukung adalah untuk menjelaskan ide utama atau penjabaran atas ide pokok yang berupa deskripsi, pejelasan, contoh, dan data. Ketiga, kalimat simpulan. Kalimat dalam paragraf tersebut berupa kesimpulan yang logis. Isinya memberikan penjelasan logis, saran, opini, atau membuat prediksi.

Oleh karena itu, menurut Irwan, menulis harus ada tahapan yang sistematis dan ada landasan teoritisnya. Tidak sekedar menulis begitu saja.

“Menulis itu tidak seperti orang berenang yang menggunakan gaya bebas, tapi menulis harus ada kalimat topik, kalimat pendukung, dan kalimat simpulan,” tandasnya.

Intinya, lanjut dia, menulis harus dibuat pagar, sehingga tulisan tidak lari ke mana-mana. (ns)