Yeni Oktaviani Teliti tentang Kinerja Perbankan Syariah Berkelanjutan di Indonesia
Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Promosi Doktor ke-1542 di ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA pada 23 April 2024.
Promovenda atas nama Yeni Oktaviani, MA.Ek mahasiswa doktor pengkajian Islam konsentrasi Manajemen Perbankan dan Keuangan Syariah menulis disertasi dengan judul Kebijakan Standardisasi dan Model Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah Berkelanjutan di Indonesia. Yeni menulis disertasi tersebut di bawah bimbingan Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si dan Prof. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si.
Disertasi ini berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Zulkifli, MA, Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si, Prof. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, Prof. Ir. Muh. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph.D dan Prof. Nur Hidayah, S.Ag, SE, MA, MA, Ph.D. Yeni berhasil menuntaskan studi doktoralnya dengan predikat sangat memuaskan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena climate change atau perubahan iklim yang mendorong kesadaran internasional dalam membuat berbagai kesepakatan dan komitmen global. Diantara bentuk komitmen tersebut adalah Sustainable Finance Roadmap melalui G20 Sustainable Finance dan Implementasi Keuangan Berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik yang diatur dalam POJK NO 51 TAHUN 2017.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan, pertama, sebagai bentuk komitmen bank syariah dalam mitigasi dan adaptasi dengan isu perubahan iklim, bank syariah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan. Rencana aksi ini berisi strategi keberlanjutan.
Terdapat implementasi konkrit dalam bentuk publikasi sustainability report yang terpisah dengan annual report. Tetapi hal ini belum memiliki kerangka kerja secara universal dalam pengukuran perbankan syariah berkelanjutan. Dalam pengimplementasiannya, terdapat beberapa kendala seperti keterbatasan pemahaman dari manajemen dan stakeholder tentang konsep keberlanjutan, pengenalan mitigasi risiko lingkungan.
Kedua, dalam pengukuran indeks keberlanjutan, terdapat satu dimensi yaitu dimensi lingkungan yang memiliki indeks berkelanjutan dan tiga dimensi tidak berkelanjutan yakni dimensi ekonomi, sosial dan MSI.
Ketiga, hasil pengujian terhadap 4 dimensi dan 16 indikator terkonfirmasi bahwa indikator dimensi lingkungan signifikan sebagai pembentuk keuangan berkelanjutan pada bank syariah. (Hafidhoh/JA)