Sekolah Pascasarjana | Muslim Inggris dapat Menjadi Contoh Integrasi Sosial
17550
post-template-default,single,single-post,postid-17550,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-13.1.2,qode-theme-bridge,wpb-js-composer js-comp-ver-5.4.5,vc_responsive

Muslim Inggris dapat Menjadi Contoh Integrasi Sosial

Muslim Inggris dapat Menjadi Contoh Integrasi Sosial

Auditorium SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH Online -Kamis 22 Maret 2018, Dr. Serena Hussain, peneliti tentang integrasi masyarakat Islam di Inggris memberikan Kuliah Umum di hadapan civitas akademika SPs.

Dalam ceramah yang berjudul Muslims in Britain: Historical and Contemporary Challenge tersebut, Dr. Hussain menyampaikan uraian sejarah dan periodesasi  kedatangan para imigran Muslim yang didominasi oleh pendatang asal Pakistan dan Banglades serta tantangan yang mereka hadapi dewasa ini.

Dr. Hussain menyampaikan bahwa gelombang besar pertama kedatangan mereka dimulai dari akhir abad XIX. Selanjutnya, di tahun 1950an sudah mulai ada perdebatan publik tentang hak para imigran. Meski perdebatan tersebut membawa sedikit kemajuan bagi diakuinya hak para imigran Muslim, tetapi secara umum,  dalam beberapa aspek kehidupan, khususnya di tahun 1970an, proses peminggiran imigran Muslim semakin dirasakan. Maka, berdirilah di tahun 1980 The Muslim Council of Britain, sebagai organisasi payung bagi advokasi hak-hak imigran Muslim secara lebih sistematis. Melalui proses dan perjuangan yang tidak kenal lelah, dari waktu ke waktu pengakuan eksistensi dan hak imigran Muslim mulai semakin membaik.

Ditambahkan oleh Dr. Hussain bahwa dewasa ini populasi orang Islam di Inggris mencapai enam persen dari total jumlah penduduk. Kedua terbesar setelah penganut Kristen. Meski demikian, bukan berarti peran orang Islam sangat dominan dan sepenuhnya menjanjikan. Masih ada sejumlah masalah. Mulai dari generasi mudanya yang masih belum sepenuhnya kompetitif dalam sumber daya manusianya hingga perlakuan yang diskriminatif dan pandangan yang stereotip tentang keberadaan mereka.

Menurut Dr. Hussain, menghadapai hal tersebut, imigran Muslim tidaklah pesimis akan masa depan mereka. Mereka menyadari bahwa tantangan di depan mereka haruslah dijawab dengan kerja nyata dan memberikan contoh tentang kerja keras dan kemuliaan Islam. Maka, didapati beberapa figur Muslim yang dapat berperan aktif dan signifikan di dunia politik, olahraga dan media. Singkat kata, banyak imigran Muslim yang sekarang merasa bahwa Inggris sudah benar-benar menjadi tanah air mereka. Mereka harus dapat berintegrasi dengan baik dengan semua warganegara dan menyadari bahwa eksistensi dan hak mereka harus dapat diperjuangkan dalam sistem sekuler yang sudah ada (negosiating a religion in a secular space) .

Acara ini dihadiri juga oleh Prof. Masykuri Abdillah, Direktur SPs. Kegiatan yang dimulai dari pukul  10.00 WIB tersebut baru berakhir pada jam 12.25, karena antusias mahasiswa dan dosen dalam bertanya dan memberikan tanggapan. Hadir sejumlah dosen SPs dan seratusan mahasiswa. Termasuk Dr. Que Anh Dang, Dr. James Malcolm, Dr. Samima Hussain. Mereka adalah ahli dan peneliti dari Coventry University dan Vietnam yang siap untuk menjadi dosen tamu bagi SPs dalam program kerjasama internasional.(jm)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.