Sekolah Pascasarjana | Hasbi Anshori Rambe Bedah Tradisi Tadwin Hadits di Kalangan Syiah dan Sunni
30050
post-template-default,single,single-post,postid-30050,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-13.1.2,qode-theme-bridge,wpb-js-composer js-comp-ver-5.4.5,vc_responsive

Hasbi Anshori Rambe Bedah Tradisi Tadwin Hadits di Kalangan Syiah dan Sunni

Hasbi Anshori Rambe Bedah Tradisi Tadwin Hadits di Kalangan Syiah dan Sunni

Ruang Teater SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Tesis ke-2689 di Ruang Teater Sekolah Pascasarjana pada Kamis, (22/2/2024) kepada Hasbi Anshori Rambe, mahasiswa program Magister Pengkajian Islam dengan Konsentrasi Hadis dan Tradisi Kenabian di SPs UIN Jakarta.

 Tesis yang diteliti oleh Hasbi menyoroti perbedaan pandangan antara dua kelompok besar dalam Islam yaitu Sunni dan Syi’ah mengenai periodisasi tadwin al-hadis. Menurut Ajjaj Al-Khatib, sebagian Hadis dikodifikasi pada pertengahan tahun 80-an H., sementara Al-’A’zhami berpendapat bahwa proses periwayatan hadis secara tertulis dimulai sejak masa sahabat dari kalangan Sunni. Di sisi lain, Rasul Ja’farian dari kalangan Syi’ah menekankan pentingnya menuliskan hadis, tanpa pernah menganggap bahwa Rasulullah melarangnya.

Ujian Tesis diketuai oleh Ketua Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA; dan sebagai Promotor Prof. Dr. Hamka Hasan, MA; Bersama Dr. Romlah Abubakar Askar, MA. Tim penguji Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag; Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA. Penelitian yang dilakukan oleh Hasbi Anshori Rambe berjudul ” Analisis Kritis Pandangan Sayyid ‘Alī al-Shahrastānī tentang Kodifikasi Hadis di Kalangan Sunnī “.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Sayyid ‘Alī ash-Shahrastānī, salah satu tokoh Syi’ah, mengenai larangan menulis hadis di kalangan Sunni. Melalui pendekatan kritis, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pandangan Sayyid ‘Alī ash-Shahrastānī tentang penulisan hadis di kalangan Sunni.

Penelitian ini menyitir pendapat Ali As-Shahrastani, dari kalangan syiah yang mengungkapkan kebijakan pelarangan penulisan hadis yang diambil oleh Abu Bakar dan Umar tidak semata-mata karena adanya hadis larangan yang disampaikan oleh Nabi, namun juga terdapat motif politik di baliknya. Sedangkan dari kalangan sunni Pelarangan tadwin dan kebijakan taqlīl ar-riwāyah dilakukan oleh Abu Bakar dan diteruskan oleh Umar karena kondisi tertentu yang dianggap mendesak, seperti perpecahan umat, meningkatnya jumlah orang murtad, pembangkangan terhadap perintah Islam (misalnya pembayaran zakat), dan banyaknya penghafal al-Qur’an yang meninggal dunia akibat perang, sehingga al-Qur’an diutamakan untuk dikodifikasi terlebih dahulu.

Penelitian ini bukan hanya sekadar kajian akademik, tetapi juga menawarkan pemahaman yang dalam tentang dinamika politik dan sosial dalam sejarah awal Islam. Diharapkan temuan dari penelitian ini dapat memberikan wawasan baru dalam memahami kontroversi seputar penulisan hadis di kalangan Sunni, serta menjadi landasan bagi diskusi dan perdebatan yang lebih lanjut dalam ranah akademik dan keagamaan.

Dalam proses persidangan terjadi dialog yang alot di antara Hasbi dengan tim penguji terkait tesis yang diujikan. Ahmad Fudhaili dan juga Muhammad Rifqi Fatkhi selaku penguji memberi saran dan masukan untuk kesempurnaan dari materi tesisnya,

Yusuf Rahman bersama tim penguji dan promotor menyampaikan ucapan selamat kepada Hasbi atas kesuksesannya dalam menyelesaikan proses ujian tesis, serta berharap agar ilmu yang dimilikinya dapat diaplikasikan secara luas dalam masyarakat. Keberhasilan Hasbi adalah cerminan dari komitmen SPs UIN Jakarta dalam menghasilkan para sarjana unggul yang mampu berkontribusi secara signifikan dalam berbagai bidang keilmuan. Hasbi berhasil mempertahankan tesisnya dalam Ujian Tesis ke-2689 dengan predikat Sangat Memuaskan.

Hasbi Anshori Rambe, Lahir pada 23 September 1993, Hasbi tumbuh dari keluarga sederhana sebagai anak keempat dari empat bersaudara, dibesarkan oleh Bapak Abdul Rahman Rambe dan Ibu Khairul Hayati Aruan. Mengikuti jejak pendidikan formalnya yang cemerlang, Hasbi melalui jalan yang penuh perjuangan dari SDN 010120 Aek Kuasan hingga berhasil meraih gelar S2 di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Namun, pencapaiannya tak terhenti di situ. Hasbi juga aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa, menjadi Ketua Ikatan Alumni Darul Arafah di Mesir, dan memimpin sejumlah kegiatan dakwah serta kajian keislaman. (Ahmad Junizar/RFA/J)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.