Sekolah Pascasarjana | Tia Subu Simamora, Ayat Tentang Aurat dalam Resepsi Mahasiswa Bercadar
30083
post-template-default,single,single-post,postid-30083,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-13.1.2,qode-theme-bridge,wpb-js-composer js-comp-ver-5.4.5,vc_responsive

Tia Subu Simamora, Ayat Tentang Aurat dalam Resepsi Mahasiswa Bercadar

Tia Subu Simamora, Ayat Tentang Aurat dalam Resepsi Mahasiswa Bercadar

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Memakai cadar dalam kehidupan sehari-hari masih menjadi salah satu hal yang dipandang kontroversi dan mendapat stereotype negatif dari masyarakat. Cadar dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan dan kurang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Hal-hal di atas yang melatarbelakangi Tia Subu Simamora menjadikan perempuan cadar dalam tema penelitian tesisnya. “Resepsi Mahasiswi Bercadar Terhadap Ayat Al-Qur’an tentang Aurat di UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary  Padangsidimpuan” merupakan judul lengkap tesis yang dikerjakan oleh mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta konsentrasi Tafsir Interdisiplin tersebut. Ia merupakan mahasiswa bimbingan Prof. Kusmana, MA., Ph.D dan Prof. Hamka Hasan, MA.

Dalam penelitian ini, Tia menggunakan teori resepsi Al-Qur’an milik Wolfgang Iser (1952). Teori ini diadopsi dari kajian sastra yang memiliki fokus pada pergeseran rekonstruksi teks menjadi penerimaan (receiper) atau penikmat teks (reader). Dengan demikian, resepsi menjadi perwujudan kesadaran intelektual yang dihasilkan dari proses perenungan, interaksi, dan pemahaman pembaca terhadap teks Al-Qur’an sehingga memunculkan respon.

Sebagai peneliti, Tia mengelompokkan resepsi mahasiswi ke dalam dua tipe. Pertama adalah tipe mahasiswi yang memahami ayat aurat surat Al-Ahzab: 59 dan An-Nur: 31 sebagai seruan dalam menutup aurat yang bersifat wajib. Dalam bentuk praktiknya, cadar sebagai penutup aurat tidak dikategorikan wajib, tetapi mahasiswi tipe ini mewajibkan penggunaan cadar terhadap dirinya sendiri berdasarkan alasan tertentu.

Kedua adalah tipe mahasiswi yang berpendapat bahwa kedua ayat tersebut berisi seruan kewajiban menutup aurat dan penggunaan cadar sebagai penutup wajah dikategorikan sunnah baik bagi diri sendiri maupun muslimah pada umumnya. Tipe kedua dalam praktiknya, masih sering buka dan lepas cadar karena keadaan tempat pekerjaan yang kurang mendukung.

Temuan besar dalam penelitian ini adalah adanya esensi Al-Qur’an yang terletak pada praktik pemakaian cadar yang ditradisikan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswi UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary  Padangsidimpuan.

Ujian tesis yang dilaksanakan di Auditorium Prof Dr. Suwito, MA pada Jum’at 23 Februari 2024, Tia Subu Simamora berhasil mempertahankan tesis di hadapan para penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA; Prof. Kusmana, MA, Ph.D; Prof. Dr. Hamka Hasan, MA; Dr. Ida Rosyidah, MA dan berhasil meraih predikat sangat memuaskan. Ia berhak memperoleh gelar magister Agama di bidang tafsir Sekolah Pascasarjana yang ke-2691. (Hafidhoh/RFA/J)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.