Ujian Tesis Lolla Pitaloka, Living Qur’an dalam Tradisi Tolak Bala Sedekah Ramo
Ujian Tesis Lolla Pitaloka, Living Qur’an dalam Tradisi Tolak Bala Sedekah Ramo

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SPs: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Tesis Ke-2784 di Ruang Auditoirum Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, pada Rabu, 10 September 2025 dengan kandidat Lolla Pitaloka.

Lolla Pitaloka merupakan mahasiswa program studi Magister Pengkajian Islam konsentrasi Tafsir. Lolla menulis tesis  berjudul “Living Qur’an dalam Tradisi Tolak Bala Sedekah Ramo: Studi Resepsi Masyarakat Desa Terusan, Sumatera Selatan"

Penelitian ini tidak hanya memberikan pemahaman baru tentang makna ayat-ayat Al-Qur'an, tetapi juga menunjukkan bagaimana teks suci tersebut dihidupkan dalam praktik keseharian masyarakat.

Penelitian ini berangkat dari sebuah fenomena yang menarik di Desa Terusan, Sumatera Selatan, yaitu tradisi tolak bala sedekah ramo. Dalam tradisi ini, pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an menjadi bagian integral. Lolla menyadari bahwa di balik ritual tersebut, terdapat makna dan resepsi yang mendalam dari masyarakat yang perlu dianalisis. Lolla memilih menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian lapangan (field research) untuk memahami secara langsung bagaimana masyarakat setempat menginterpretasikan dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an dalam konteks budaya mereka.

Dengan menggunakan dua kerangka teori utama, yaitu teori simbolik interpretatif Clifford Geertz dan teori resepsi Hans Robert Jauss, Lolla berhasil menguraikan secara deskriptif dan analitis makna-makna yang terkandung. Teori Geertz membantunya menyingkap makna simbolik yang tersembunyi, sementara teori Jauss memungkinkan analisis tentang bagaimana masyarakat sebagai subjek aktif "menerima" dan "meresepsi" teks suci tersebut. Pendekatan ini membedakan penelitiannya dari studi lain yang cenderung menempatkan masyarakat sebagai objek pasif.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dalam tradisi sedekah ramo memiliki makna simbolik yang beragam. Dalam aspek umum, pembacaan ini dimaknai sebagai doa perlindungan dari segala marabahaya. Ini mencerminkan kebutuhan dasar manusia akan rasa aman dan ketenangan. Melalui pembacaan ayat suci, masyarakat merasa dilindungi oleh kekuatan yang Maha Kuasa.

Lebih dalam lagi, dari sisi keagamaan, tradisi ini dimaknai sebagai wujud penghayatan nilai tauhid, ibadah, dan akhlak Islami. Masyarakat tidak sekadar membaca, melainkan juga menghayati setiap makna yang terkandung. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi lokal dapat menjadi media yang efektif untuk memperkuat keyakinan dan praktik keagamaan.

Sementara dalam aspek kebudayaan, pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dimaknai sebagai ritual tolak bala dan simbol kolektif. Simbol ini berfungsi untuk memperkuat identitas dan solidaritas masyarakat. Ketika seluruh komunitas terlibat dalam ritual yang sama, ikatan sosial mereka semakin erat. Tradisi ini menjadi perekat yang menyatukan masyarakat di Desa Terusan.

Penelitian Lolla juga mengungkap secara spesifik resepsi eksegesis masyarakat terhadap beberapa surah, seperti Surah Al-Fātiḥah, Al-Ikhlās, Al-Falaq, Al-Nās, Al-Fīl dan ayat Kursi. Masyarakat Desa Terusan memahami surah-surah ini sebagai penegasan akan kekuasaan mutlak Allah SWT yang mencakup seluruh alam semesta, serta perlindungan-Nya terhadap hamba-Nya. Secara fungsional, keyakinan ini memberikan rasa aman karena mereka percaya telah memohon perlindungan melalui doa-doa tersebut.

Lolla berargumen bahwa tradisi sedekah ramo adalah salah satu bentuk aktualisasi living Qur’an. Ini adalah bukti bahwa ayat-ayat suci tidak hanya berfungsi sebagai teks mati, tetapi juga hidup dan bermakna dalam ruang budaya lokal. Tesis ini berhasil menunjukkan bahwa Islam dan budaya lokal bisa saling memperkaya, menciptakan praktik keagamaan yang relevan dan mendalam bagi masyarakat.

Perbedaan tesis ini dengan penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Amylia Karunia Ar (2018), terletak pada pendekatan metodologisnya. Jika penelitian Amylia menunjukkan sikap kritis dan menempatkan masyarakat sebagai objek yang perlu diberi pemahaman, tesis Lolla justru menempatkan masyarakat sebagai subjek aktif dalam proses resepsi yang bermakna. Mereka bukan penerima pasif, melainkan individu yang secara aktif memaknai teks sesuai dengan horizon harapan, pengalaman, dan konteks sosial mereka.

Secara keseluruhan, penelitian Lolla merupakan kontribusi penting dalam studi Living Qur'an, Living Hadis, dan budaya lokal. Tesis ini membuka mata kita bahwa pemahaman keagamaan masyarakat tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Keberhasilan Lolla dalam mempertahankan tesisnya menjadi bukti bahwa perpaduan antara ajaran agama dan kearifan lokal adalah sebuah kekayaan yang perlu terus dikaji dan dilestarikan.

Lolla Pitaloka berhasil mempertahankan tesisnya di bawah bimbingan Prof. Kusmana, MA, Ph.D, dan diuji di hadapan dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA, Prof. Kusmana, MA, Ph.D, Dr. Eva Nugraha, M.Ag dan Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA.

Setelah memperhatikan penulisan tesis, komentar tim penguji dan jawaban kandidat, tim penguji menetapkan bahwa Lolla Pitaloka lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Lolla Pitaloka merupakan Doktor ke-2784 dalam bidang Pengkajian Islam, pada program magister Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(JA)