Sekolah Pascasarjana | ICIIS 2023 Soroti Kecerdasan Buatan dan Perubahan Iklim
iciis 2023, perubahan iklim, kecerdasan buatan, artificial intellegence, climate change, spsuinjkt, apcoms, 2023
29724
post-template-default,single,single-post,postid-29724,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-13.1.2,qode-theme-bridge,wpb-js-composer js-comp-ver-5.4.5,vc_responsive

ICIIS 2023 Soroti Kecerdasan Buatan dan Perubahan Iklim

ICIIS 2023 Soroti Kecerdasan Buatan dan Perubahan Iklim

Banjarmasin, BERITA SEKOLAH — Tiga Sekolah Pascasarjana (SPs) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, SPs UIN Antasari Banjarmasin, dan SPs Sultan Thaha Saifudin Jambi menggelar konferensi internasional dengan fokus dampak perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan perubahan iklim (climate change). Puluhan sarjana dalam dan luar negeri mempresentasikan hasil risetnya pada konferensi tersebut.

Konferensi ‘The 6th International Colloquium on Interdisciplinary Islamic Studies (ICIIS)’ dan ‘The Fifth Annual Postgraduates Conference on Moslem Society (APCoMs) 2023’ ini berlangsung di UIN Banjarmasin, Selasa-Kamis (19-21/9/2023). Konferensi sendiri mengambil tema ‘Religion, Education, Science and Technology towards a More Inclusive and Sustainable Future’.

Rektor UIN Banjarmasin, Prof. Dr. H. Mujiburrahman MA dalam sambutannya mengungkapkan, tema konferensi diambil merujuk masifnya perkembangan kecerdasan buatan dan perubahan iklim dalam kehidupan umat manusia di masa kini. Kondisi demikian membutukan respons dari sisi agama dan pendidikan tinggi.

“Hari ini, diskusi banyak kalangan menyoroti perkembangan kecerdasan buatan dan perubahan iklim. Tentu ini membutuhkan respons dari agama dan pendidikan tinggi,” katanya.

Rektor Mujiburrahman menuturkan, berkembangnya kecerdasan buatan dan masifnya perubahan iklim menggambarkan perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap kehidupan semesta sebagai pengguna teknologi. Teknologi, sebutnya, sejatinya dikembangkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan sekaligus kemudahan bagi manusia.

Namun teknologi sendiri memiliki dua sisi, positif dan negatif. Positifnya, teknologi melipatgandakan kecepatan, keakuratan, dan kekuatan. Negatifnya, teknologi juga mengakibatkan kerusakan ketika digunakan secara keliru.

“Perubahan iklim, saya pikir, secara umum disebabkan kekeliruan penggunaan teknologi. Dimana dengan teknologi manusia melakukan deforestasi hutan secara massif untuk kepentingan industri perkayuan, pertambangan, perkebunan dan lainnya,” paparnya.

Untuk itu, Profesor Mujiburrahman menambahkan, konferensi diharapkan memberikan pengayaan sudut pandang akademik berbasis riset bagi formulasi pemanfaatan teknologi bagi kehidupan manusia yang lebih baik. “Sebagai khalifatullah fil ardh, kita secara moral bertanggungjawab terhadap apa yang ada di muka bumi ini,” imbuhnya.

Rektor UIN Jakarta, Prof Asep Saepudin Jahar MA Ph.D, menyambut baik tema konferensi ICIIS kali ini. Menurutnya, konferensi ini sangat relevan dengan kebutuhan umat manusia masa kini yang dihadapkan pada berkembangnya kecerdasan buatan dan masifnya perubahan iklim.

“Kami menyambut baik konferensi ini. Kami harap para akademisi, peneliti, dari berbagai perguruan tinggi bisa mempresentasikan temuannya guna memberikan respons yang tepat atas perkembangan kecerdasan buatan maupun perubahan iklim,” sambutnya.

Selain presentasi puluhan sarjana, konferensi juga menjadwalkan presentasi akademik dari sejumlah guru besar. Diantaranta, Datin Prof. Raihanah Binti Hj. Abdullah (Universitas Malaysia), Prof. Stephan Dobson (Central Queensland University, Australia), Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution MA (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta), dan Prof. Philip Buckley (McGill University, Canada). (FNH/ZM)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.