Sekolah Pascasarjana | Rahmat Hidayat
29961
post-template-default,single,single-post,postid-29961,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-13.1.2,qode-theme-bridge,wpb-js-composer js-comp-ver-5.4.5,vc_responsive

Rahmat Hidayat

Rahmat Hidayat

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (SPs UIN Jakarta) menggelar ujian promosi doktor ke-1521 di ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA pada Senin, 5 Februari 2024, dengan promovendus Rahmat Hidayat.

Rahmat Hidayat, mahasiswa program studi Doktor Pengkajian Islam dengan konsentrasi Tafsir, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Hermeneutika Al-Qur’an Abad Pertengahan (Analisis Perbandingan antara Tafsir Ibnu Taymīyah dan al-Bayḍāwī)” dengan gemilang.

Ujian promosi doktor dipimpin oleh Prof. Dr. Zulkifli, MA, sebagai pimpinan sidang, Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA; Prof. Kusmana, MA, Ph.D; dan Dr. Hasani, MA sebagai Promotor. Tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA; Prof. Jajang Jahroni, MA, Ph.D; dan Prof. Dr. Hamka Hasan, M.A.

Rahmat Hidayat berhasil memperoleh gelar doktor dengan predikat Cum Laude setelah berhasil mempertahankan disertasinya. Dalam penyajian hasil penelitiannya, Rahmat Hidayat mengungkapkan bahwa penelitian ini menguatkan pandangan tentang hermeneutika Al-Qur’an abad pertengahan, menyoroti perbedaan pendekatan filologi yang digunakan oleh dua mufassir terkenal, Ibnu Taymīyah dan al-Bayḍāwī.

Pentingnya konteks sosial dan politik pada masa hidup mufassir tersebut menjadi poin kunci dalam penelitian. Ibnu Taimiyah, hidup di tengah-tengah ketegangan dan konflik umat Islam, menghasilkan hermeneutika Al-Qur’an yang tegas dan revolusioner. Sementara al-Bayḍāwī, hidup dalam kedamaian dan keilmuan di Kota Shiraz, menciptakan hermeneutika yang lebih terkait dengan tradisi Sunni.

Dari ujian promosi, muncul pertanyaan menarik dari Prof. Dr. Yusuf Rahman mengenai kriteria dan indikator tafsir abad pertengahan. Rahmat Hidayat dengan cermat menjawab, mencatat bahwa tingkat produktivitas tafsir pada masa tersebut sangat tinggi, dan Az-Zahabi memposisikan tafsir bil ma’tsur di posisi yang lebih baik.

Prof. Kusmana, salah satu promotor, memberikan saran kepada Rahmat Hidayat agar melakukan konsultasi mendalam dengan para penguji sebelum revisi, guna memastikan bahwa proses revisi berjalan optimal dan terarah.

Melalui penelitian ini, Rahmat Hidayat menandaskan pentingnya melanjutkan studi hermeneutika Al-Qur’an abad pertengahan ke tingkat yang lebih luas, termasuk kajiannya terhadap hermeneutika Al-Qur’an modern. Demikian pula, perlu diberikan perhatian lebih mendalam terhadap pemetaan genealogi kitab-kitab tafsir dari tradisi Sunni, mengingat variasi model penafsiran yang muncul pada periode tersebut. (Ahmad Junizar/J)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.