Sekolah Pascasarjana | Tamadhir Thaharanil Badriyatul Maarif Ungkap Semantik Marah dalam al-Qur’an
29982
post-template-default,single,single-post,postid-29982,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-13.1.2,qode-theme-bridge,wpb-js-composer js-comp-ver-5.4.5,vc_responsive

Tamadhir Thaharanil Badriyatul Maarif Ungkap Semantik Marah dalam al-Qur’an

Tamadhir Thaharanil Badriyatul Maarif Ungkap Semantik Marah dalam al-Qur’an

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (SPs UIN Jakarta) menggelar ujian tesis magister di ruang Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA pada Senin, 19  Februari 2024 pukul 09.00-10.15 WIB

Kandidat merupakan mahasiswa Program Magister program studi Pengkajian Islam, Konsentrasi Tafsir dengan judul tesis Semantik Marah dalam Al-Qur’an: Studi atas Term Ghaḍab, Ghayẓ, dan Sukhṭ. Bertindak sebagai ketua sidang Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA; dengan pembimbing Dr. Abdul Hakim Wahid, MA; Dr. Eva Nugraha, M.Ag; Penguji Prof. Kusmana, MA, Ph.D, dan sekretaris sidang Dr. Rizqi Handayani, MA.

Pada tesis ini Tamadhir meneliti mengenai semantik marah dalam al-Qur’an. Tesis ini berangkat dari adanya beberapa kata pada susunan bahasa al-Qur’an yang mempunyai kesamaan makna namun diungkapkan dalam bentuk kata yang berbeda. Persoalan tersebut para ulama memiliki perbedaan, di sisi lain mendukung eksistensi taraduf dan di sisi lain menolak keberadaan sinonim dalam al-Qur’an.

Melalui latar belakang tersebut Thamadhir dalam penelitian tesis ini mengulas kata gadab, gayz dan sukht. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ketiga kata tersebut tidak memiliki kata yang sama (sinonim) dan mendukung bahwa gagasan tidak ada sinonim di dalam al-Qur’an.

Ketiga kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Makna tersebut yaitu term gadab memiliki makna marah, term gayz memiliki makna jengkel/dendam dan term sukht  memiliki makna benci. Ketiga makna kata/lafadz tersebut bukan hanya sekadar gambaran emosi marah namun juga adanya gambaran kausalitas (sebab-akibat) dari perbuatan yang dilakukan. Dalam konteks modern pemahaman tersebut menunjukan kompleksitas makna emosi marah dalam al-Qur’an.

Melalui penelitian ini Thamadir menyimpulkan dua hal yaitu: Pertama, gadab, gayz dan sukht tersebut bukanlah tiga kata yang memiliki arti yang sama (sinonim). Kedua, relevansi makna gadab, gayz dan sukht dalam konteks sebagai ungkapan emosi marah dalam al-Qur’an menunjukan keterkaitannya dengan tauhid uluhiyyah dan ketentuan-ketentuan agama.  Pada aspek psikologi, pemahaman mengenai situasional emosi marah menitikberatkan pada adanya sebab (stimulus) dan akibat (respons) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pembicaraan, bahasa yang dipakai dan tujuan komunikasi.

Melalui penelitian ini Tamadhir berharap “Saya mengharapkan redefinisi term-term yang dianggap sama (sinonim) khususnya pada term gadab gayz dan sukht pada penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia.” Ucap Tamadhir setelah ujian Tesis.

Setelah memperhatikan penulisan tesis, komentar tim penguji dan jawaban kandidat, tim penguji menetapkan bahwa Tamadhir Thaharanil Badriyatul Maarif  lulus dengan predikat sangat memuaskan. Tamadhir Thaharanil Badriyatul Maarif merupakan magister ke-2685 dalam bidang pengkajian Islam, konsentrasi tafsir, pada program magister Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Farkhan Fuady/Suwendi/J)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.