Sekolah Pascasarjana | Penafsiran Muhammad Nur Idris Terhadap Isu Politik Pemerintah Orde Baru
30118
post-template-default,single,single-post,postid-30118,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-13.1.2,qode-theme-bridge,wpb-js-composer js-comp-ver-5.4.5,vc_responsive

Penafsiran Muhammad Nur Idris Terhadap Isu Politik Pemerintah Orde Baru

Penafsiran Muhammad Nur Idris Terhadap Isu Politik Pemerintah Orde Baru

Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA SPs UIN Jakarta, BERITA SEKOLAH: Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Ujian Tesis di Auditorium Prof. Dr. Suwito, MA pada Senin, 26 Februari 2024.

Kandidat Septi Aji Fitra Jaya, mahasiswa program Magister Pengkajian Islam dengan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta, berhasil mempertahankan tesisnya dalam Ujian Tesis ke-2695.

Dalam sidang yang diketuai oleh Hamdani, M.Ag., Ph.D., Dr. Rizqi Handayani, MA selaku Sekretaris sidang, Septi Aji Fitra Jaya berhasil mempresentasikan hasil penelitiannya dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Septi berjudul ” Penafsiran Muhammad Nur Idris Terhadap Isu Politik Pemerintah Orde Baru “.Tim penguji dan juga pembimbing yang terdiri dari Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA; Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA; Dr. Romlah Abubakar Askar, MA,. memberikan apresiasi atas pencapaian akademiknya.

Penelitian Septi mengungkap bagaimana penafsiran Muhammad Nur Idris terhadap isu politik pemerintah Orde Baru dan strategi inklusi serta eksklusi subjek dalam Tafsir Al-Qur’anul Karim terhadap isu-isu tersebut. Dalam tesisnya, Septi menemukan bahwa terdapat kepentingan politik yang diwacanakan dalam sebuah karya tafsir, khususnya dalam kasus Tafsir Al-Qur’anul Karim oleh Muhammad Nur Idris. Wacana politik yang ditemukan mencakup tiga tema utama: Ideologi Negara, Visi Keamanan dan Kedaulatan, serta Keadilan dan Kekuasaan.

Septi menyoroti bahwa dalam penafsirannya, Nur Idris menekankan pentingnya sebuah ideologi bagi negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Ia mendorong penerapan ajaran Islam sebagai konsep ideologi negara, yang tercermin dalam penafsiran konsisten tentang pentingnya Ketuhanan Yang Maha Esa, sejalan dengan sila pertama Pancasila.

Namun demikian, Septi juga menemukan bahwa isu politik dan tindakan represif yang dilakukan oleh kekuatan militer pada masa Orde Baru tidak dibahas secara tuntas oleh Nur Idris. Ancaman-ancaman dari dalam negeri pun tidak diperbincangkan dengan detail.

Tesis Septi juga menyoroti pandangan Nur Idris tentang keadilan sebagai landasan moral dalam tata kelola negara, dan peran penting tokoh agama dalam menjaga keadilan tersebut. Meskipun demikian, kekuatan politik yang dominan pada masa Orde Baru tidak disikapi secara tegas oleh Nur Idris, seperti halnya penafsir lainnya.

Dengan analisis mendalam ini, tesis Septi Aji Fitra Jaya memberikan kontribusi penting dalam pemahaman terhadap hubungan antara politik dan tafsir Al-Qur’an, serta konteks politik pada masa Orde Baru yang mempengaruhi interpretasi Al-Qur’an.

Septi Aji Fitra Jaya, lahir di Ponorogo, Jawa Timur, pada tanggal 21 September 1995, menempuh pendidikan dasar dan menengah di SD dan SMP Al-Muqaddasah Nglumpang Mlarak Ponorogo dari tahun 2003 hingga 2011. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo pada tahun 2015. Gelar Sarjana Agama berhasil dicapainya dari Institut PTIQ Jakarta pada tahun 2019, sebelum melanjutkan studi pascasarjana di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan fokus pada Pengkajian Islam dan konsentrasi dalam Tafsir Al-Qur’an.

Selama masa pendidikan sarjana, Septi aktif terlibat dalam pengabdian dan pengajaran di Yayasan Umulyatama Indonesia (YUI) Cipayung Ciputat. Sejak tahun 2019 hingga sekarang, ia bekerja di penerbit Pelayan Al-Qur’an Mulia Pamulang. Pada tahun 2017, ia mendirikan usaha sandal yang diberi nama “Alaskaki”. Selain itu, ia juga terlibat dalam kegiatan sosial, seperti menjadi Pendamping Program Baznas Microfinance Masjid Raya Vila Inti Persada pada tahun 2022, Gerai Z-Ifthar pada tahun 2023, dan mendukung para guru ngaji di pedalaman melalui film dokumenter CeritaQu (Cerita Qur’ani) sejak tahun 2019.

Hamdani bersama tim penguji dan promotor menyampaikan ucapan selamat kepada Septi Aji Fitra Jaya atas keberhasilannya dalam menyelesaikan studi, serta berharap agar ilmu yang dimilikinya dapat diaplikasikan secara luas dalam masyarakat. Keberhasilan Fitra adalah cerminan dari komitmen SPs UIN Jakarta dalam menghasilkan para sarjana unggul yang mampu berkontribusi secara signifikan dalam berbagai bidang keilmuan.(Ahmad Junizar/J)

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.